JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismarti, mengungkapkan bahwa inflasi pada tahun 2024 menjadi yang terendah sejak 1958. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah turunnya harga bahan pokok di paruh pertama tahun tersebut.
Berdasarkan catatan BPS, inflasi secara year to date (YTD) 2024 mencapai 1,57 persen. “Rendahnya inflasi tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor, namun turunnya harga pangan pokok setelah sempat naik pada 2022 dan 2023 menjadi faktor utama,” jelas Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025).
Pudji menegaskan bahwa inflasi rendah di 2024 cenderung dipengaruhi oleh penurunan harga bahan pokok di paruh pertama tahun tersebut. Beberapa komoditas yang berkontribusi besar dalam meredam inflasi antara lain cabai merah dan cabai rawit. Cabai merah mengalami deflasi sebesar 46,53 persen dengan andil deflasi 0,27 persen, sementara cabai rawit mencatat deflasi 39,74 persen dengan andil deflasi 0,18 persen.
Selain itu, harga bensin juga mencatat deflasi sebesar 1,86 persen dengan andil deflasi 0,09 persen, dan tarif angkutan udara mengalami deflasi 7,62 persen dengan andil deflasi 0,06 persen. Pudji menambahkan bahwa inflasi YTD 2024 adalah yang terendah sejak BPS pertama kali menghitung indikator inflasi pada 1958.
Sebagai perbandingan, inflasi YTD terendah sebelumnya tercatat pada tahun 2020, yakni sebesar 1,68 persen. “Dengan inflasi 2024 yang mencapai 1,57 persen, ini menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan catatan pada 2020,” ujar Pudji.
Pudji juga menyampaikan bahwa target inflasi pemerintah berada dalam kisaran 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen. Artinya, batas bawah target inflasi adalah 1,5 persen. Inflasi tahun 2024 yang mencapai 1,57 persen ini masih berada dalam rentang yang telah ditetapkan pemerintah dan mendekati batas bawah.
Turunnya harga bahan pokok menjadi salah satu faktor penentu stabilitas ekonomi nasional, memberikan dampak positif bagi daya beli masyarakat serta menjaga kestabilan harga di pasar domestik. Dengan demikian, inflasi rendah di 2024 ini diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.





