MAJALENGKA, TINTAHIJAU.com – Puluhan ribu warga memadati Safari Cinta untuk Prabowo Subianto Pemimpin Istimewa di Desa Wangkelang, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka, Rabu 8 Oktober 2023 malam.
Pada kesempatan itu Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyampaikan salam dari Prabowo Subianto yang meminta maaf tidak bisa hadir langsung bertemu dengan masyarakat sebab masih bertugas di Jakarta.
Ia berharap menjelang pemilu para politisi tidak menjadi sosok hidung belang yang mendatangi masyarakat karena ada maunya. Sementara setelah terpilih masyarakat ditinggalkan.
Politisi hidung belang, kata KDM, adalah mereka yang melakukan politik transaksional. Mereka akan mengeluarkan segala cara untuk memikat dan membeli suara rakyat.
“Jangan sampai ada yang jadi politisi hidung belang. Ketika butuh kau (politisi) menemui mereka (masyarakat), tapi setelah keinginan (terpilih) kau campakkan mereka,” ucap KDM.
Kang Dedi juga berharap jika telah terpilih para politisi tidak berubah menjadi sosok jablay. Sebab politisi semacam itu sangat berbahaya bagi negara.
“Lebih bahaya lagi politisi jablay yang menjual aset negara, mempermainkan anggaran dan menjual idealisme,” ujarnya.
Berbicara soal jablay atau PSK, KDM menyebut profesi mereka tidak perlu dihinakan. Sebab tidak ada seorang pun terlahir memiliki cita-cita ingin menjadi PSK.
Menurutnya dosa tidak hanya ditanggung para PSK yang melayani para hidung belang, tetapi pemerintah juga turut menanggungnya.
“Yang berdosa bukan hanya PSK, tapi pemimpin kenapa membiarkan ada rakyatnya menjadi PSK,” ucapnya.
Ia pun kerap memberi contoh kepada para pemimpin dengan mendatangi para PSK. Bukan untuk mengencani, tapi KDM memberikan pemahaman dan solusi agar mereka memiliki pekerjaan lain agar tak lagi menjadi kupu-kupu malam.
Terakhir, Kang Dedi juga meminta kepada mereka yang kelak terpilih untuk membuka akses selebar-lebarnya pada masyarakat. Jangan sampai setelah terpilih para pemimpin justru sulit untuk dihubungi sehingga menyebabkan masalah baru.
Di akhir acara Kang Dedi Mulyadi pun memberikan bantuan kepada seorang janda tua berupa uang Rp 10 juta untuk perbaikan rumah. Meski begitu ia mengingatkan agar masyarakat tidak terus menerus berharap bantuan karena hal tersebut hanya akan memiskinkan diri sendiri.
“Rakyat memang harus dibantu, tapi rakyat juga harus dibetulkan pola pikirnya,” pungkas Kang Dedi Mulyadi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.
—