SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, peningkatan ini berkaitan erat dengan tren kenaikan kadar polusi udara di daerah tersebut.
Pada Jumat, tanggal 8 September 2023 yang lalu, Imran menjelaskan bahwa meskipun cuaca mungkin bukan satu-satunya faktor penyebabnya, tetapi kenaikan kasus ISPA sepenuhnya terkait dengan peningkatan polusi udara.
ISPA, singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, adalah jenis infeksi yang dapat mengganggu pernapasan normal. Infeksi ini dapat memengaruhi sistem pernapasan baik bagian atas maupun bawah. Saluran pernapasan atas dimulai dari sinus dan berakhir di pita suara, sementara saluran pernapasan bawah dimulai dari pita suara dan berakhir di paru-paru.
ISPA dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Infeksi pada saluran pernapasan atas bisa disebabkan oleh faringitis akut, infeksi telinga akut, atau flu biasa. Sementara itu, infeksi pada saluran pernapasan bawah dapat disebabkan oleh penyakit seperti bronkitis, radang paru-paru, hingga bronkiolitis.
Gejala yang dialami oleh penderita ISPA bisa bervariasi, tetapi beberapa gejala umum yang mungkin dirasakan termasuk hidung tersumbat, pilek, batuk, sakit tenggorokan, pegal-pegal, dan kelelahan. Namun, gejala ISPA bisa menjadi lebih serius. Jika Anda mengalami demam dengan suhu lebih dari 39 derajat Celsius, kesulitan bernapas, pusing, atau penurunan kesadaran, segera hubungi dokter.
Penanganan ISPA hingga saat ini masih belum memiliki pengobatan khusus yang diketahui. Dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala yang Anda alami sambil terus memantau perkembangan kondisi Anda. Jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri, mereka mungkin akan meresepkan antibiotik.
Tentu saja, langkah terbaik adalah pencegahan. Anda dapat melindungi diri dari ISPA dengan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan, menjaga asupan gizi harian yang cukup, dan memastikan tidur yang cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
Selain itu, perlu ada upaya bersama untuk mengurangi polusi udara agar kasus ISPA dapat dikendalikan dengan lebih efektif di masa depan. Semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, perlu bekerja sama dalam upaya menjaga kualitas udara yang lebih baik dan menjaga kesehatan pernapasan kita.