SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia telah memastikan bahwa 12 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Gaza, Palestina, berada dalam keadaan selamat.
Mereka adalah bagian dari lembaga medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) Indonesia yang saat ini tertahan di Rafah setelah serangan pasukan Israel ke wilayah selatan Gaza dimulai pada 6 Mei 2024.
Upaya Koordinasi dan Pemantauan
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Mer-C. “Hingga saat ini kondisi para relawan dalam keadaan selamat,” kata Judha pada Jumat, 17 Mei 2024, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com.
Selain itu, Kemlu RI juga secara khusus melakukan komunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengelola proses masuk dan keluar para relawan medis di Gaza. “Komunikasi dengan para relawan terus dilakukan Kemenlu setiap hari untuk memonitor kondisi mereka,” tambah Judha.
Situasi di Lapangan Menurut Ketua EMT Mer-C
Ketua EMT Mer-C, Arief Rachman, memberikan kabar terbaru mengenai situasi para relawan. Ia mengatakan bahwa saat ini mereka menempati sebuah guest house di Rafah Timur, area yang pertama kali diinvasi oleh pasukan Zionis. Arief menyebutkan bahwa ada rencana untuk memindahkan para relawan ke lokasi yang lebih aman.
“Saat ini kami mempertimbangkan untuk memindahkan posisi penginapan relawan ke lokasi yang lebih aman, karena saat ini penginapan berada agak dekat ke Rafah Timur,” kata Arief di kantor Mer-C, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Mei 2024.
Rencana Pemindahan ke Lokasi Lebih Aman
Rencana pemindahan tersebut melibatkan pemindahan ke Kamp Al Mawasi yang berada dekat pantai. Namun, fasilitas di sana masih minim. “Jadi, kalau kita kemudian mencari rumah, guest house itu juga mungkin sudah susah, apalagi yang dilengkapi dengan listrik dan air itu juga semakin sulit,” jelas Arief.
Jika pindah ke Kamp Al Mawasi, para relawan Mer-C akan bergabung dengan tim lain di sekitar rumah sakit atau klinik yang ada di sana dan tinggal di tenda. “Pertimbangan kalaupun mau pindah ke Al Mawasi adalah kita bergabung dengan tim lainnya di sekitar rumah sakit atau klinik dengan menggunakan tenda,” ujarnya.
Opsi lainnya adalah memindahkan relawan ke Deir al-Balah, yang berada 14 kilometer dari selatan Kota Gaza. Namun, Arief menyebut area tersebut juga relatif tidak lebih aman. “Walaupun sebenarnya Deir al-Balah ini juga relatif tidak lebih aman, karena serangan-serangan yang dilakukan terhadap militer terhadap wilayah di Gaza Tengah itu juga semakin intens dalam hari-hari belakangan ini,” tutupnya.
Situasi di Gaza terus berkembang, dan keamanan para relawan Mer-C menjadi prioritas utama. Kemlu RI bersama Mer-C dan WHO terus memantau dan mencari solusi terbaik agar para relawan tetap aman dan bisa menjalankan tugas kemanusiaan mereka di tengah konflik yang berlangsung.