Kim Jong-un Ancam Jajah Korea Selatan dan Tingkatkan Ketegangan di Semenanjung Korea

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama putrinya Kim Ju-ae dalam perayaan ulang tahun ke-76 Angkatan Bersenjata Korea Utara di Pyongyang, Kamis (8/2/2024) (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengguncang dunia internasional dengan pernyataannya yang mengancam akan menjajah Korea Selatan serta meluncurkan serangan militer.

Pernyataan kontroversial ini disampaikan Kim Jong-un dalam perayaan Angkatan Bersenjata Korea Utara ke-76 pada Kamis, 8 Februari 2024.

Dalam pernyataannya, Kim Jong-un dengan tegas menyatakan bahwa Korea Utara memiliki hak untuk menjajah Korea Selatan sebagai bagian dari kebijakan nasional mereka.

Ia menggambarkan Korea Selatan sebagai musuh utama yang paling berbahaya dan bahwa penjajahan wilayah tersebut dianggap sebagai tindakan yang masuk akal dalam keadaan darurat, demi keamanan abadi Korea Utara serta perdamaian dan stabilitas masa depan negara.

Komunitas internasional pun dikejutkan oleh retorika agresif Kim Jong-un, yang menambahkan ketegangan di Semenanjung Korea yang sudah rapuh. Kim Jong-un bahkan telah mengancam untuk menghancurkan Korea Selatan jika negara tersebut melakukan serangan terhadap Korea Utara.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemimpin Korea Utara tidak menarik diri dari konfrontasi, meskipun upaya-upaya diplomasi telah dilakukan untuk meredakan ketegangan antara kedua Korea.

Dalam beberapa pekan terakhir, Kim Jong-un juga telah memerintahkan penghentian total upaya untuk reunifikasi dengan Korea Selatan, menandai peningkatan ketegangan di antara keduanya.

Tindakan tambahan yang menunjukkan ketegangan adalah penghancuran monumen reunifikasi oleh pihak Korea Utara, yang sebelumnya dianggap sebagai simbol upaya mempersatukan kedua Korea.

Langkah-langkah agresif Kim Jong-un ini diyakini sebagai tanggapan terhadap latihan militer bersama antara Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat yang sering dilakukan di wilayah tersebut. Hal ini menegaskan sikap keras Korea Utara terhadap campur tangan asing di Semenanjung Korea.

Dengan pernyataan kontroversial dan tindakan agresif ini, Kim Jong-un telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik militer yang lebih besar di Semenanjung Korea.

Kondisi ini menuntut respons diplomatik yang cermat dan upaya-upaya lebih lanjut untuk meredakan ketegangan yang semakin meningkat di antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Sumber: KOMPAS.tv

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini