SUBANG, TINTAHIJAU.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru-baru ini mengumumkan sebuah berita yang menyedihkan terkait Pemilu 2024. Sebanyak 35 orang dilaporkan meninggal dunia selama proses Pemilu tersebut. Data ini menunjukkan betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh para penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan pihak terkait lainnya.
Dari jumlah yang tragis tersebut, 23 di antaranya adalah anggota KPPS. Mereka adalah pahlawan yang gigih, bekerja keras untuk memastikan kelancaran dan keadilan dalam proses demokrasi. Namun, takdir berkata lain, dan mereka harus meninggalkan kita saat menjalankan tugas mulia mereka.
Selain anggota KPPS, ada juga tiga anggota panitia pemungutan suara (PPS) dan sembilan petugas perlindungan masyarakat (linmas) yang turut wafat dalam tragedi ini. Total keseluruhan, 35 jiwa telah tiada, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga mereka serta seluruh bangsa Indonesia.
Tak hanya meninggal, namun ribuan orang juga mengalami sakit selama pelaksanaan Pemilu pada tanggal 14 Februari lalu. Menurut data yang diungkapkan oleh KPU, ada 3.909 orang yang terkena penyakit dalam berbagai tingkatan. Dari jumlah tersebut, terbanyak adalah anggota KPPS dengan 2.878 orang yang tercatat sakit.
Informasi ini menggambarkan betapa besar risiko dan tekanan yang harus ditanggung oleh para penyelenggara Pemilu. Mereka terus berjuang meski harus menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan, demi tegaknya demokrasi dan kepentingan rakyat.
Terkait dengan tragedi ini, pemerintah telah mengambil langkah untuk memberikan santunan kepada keluarga korban. Menurut Surat Menteri Keuangan Nomor S-647/MK.02/2022, KPPS yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp36 juta, ditambah dengan bantuan biaya pemakaman sebesar Rp10 juta.
Santunan tersebut juga berlaku bagi anggota badan adhoc lainnya yang meninggal dunia selama Pemilu. Pemerintah berharap bahwa bantuan ini dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh para pahlawan demokrasi tersebut.
Kita semua berdoa agar para korban dapat beristirahat dengan tenang dan bahwa semangat mereka dalam memperjuangkan demokrasi akan terus dikenang. Semoga tragedi seperti ini tidak terulang di masa yang akan datang, dan kita dapat terus memperbaiki sistem agar para penyelenggara Pemilu dapat bekerja dalam lingkungan yang aman dan sehat.
Sumber: KOMPAS.tv