Kronologi Anggota TNI AD Gugur Ditembak OPM di Aradide, Papua

Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi (tengah) bersama Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan (kiri) saat konferensi pers di Denma Mabes TNI, Jakarta, Senin (25/3/2024). (Sumber: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Seorang anggota TNI AD yang menjabat sebagai Danramil 1703-04 Aradide, Letda Oktovianus Sogalrey, gugur ditembak oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Kamis (11/4/2024). Kejadian tragis ini telah menyebabkan duka mendalam di kalangan TNI dan masyarakat.

Kronologi Kejadian

Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi mengungkapkan kronologi insiden penembakan yang menewaskan Letda Oktovianus. Kejadian berawal saat korban meninggalkan Markas Koramil Aradide pada Rabu (10/4/2024) sekitar pukul 17.00 WIT menggunakan motor dinas. Korban hendak melaksanakan kegiatan komunikasi sosial dengan warga setempat di Pelabuhan Pasir.

Kristomei menyatakan bahwa Letda Oktovianus yang sudah akrab dengan warga setempat merasa aman saat bepergian seorang diri. Namun, kelompok OPM telah mengintai dan menunggu kesempatan untuk menyerang korban saat meninggalkan Markas Koramil Aradide.

Pada Kamis (11/4/2024) pagi sekitar pukul 09.00 WIT, jenazah Letda Inf Oktovianus Sogalrey ditemukan di ruas jalan Trans Enarotali – Aradide dengan luka robek akibat senjata tajam pada bagian kepala. Motor dinas yang digunakan korban juga telah hilang dan diduga dicuri.

Pelaku Penembakan

Brigjen Kristomei mengidentifikasi bahwa pelaku penembakan berasal dari Kodap XIII yang dipimpin oleh Matias Gobay, bukan masyarakat lokal Paniai. Kristomei menegaskan bahwa OPM tidak menyukai upaya TNI dalam percepatan pembangunan dan kegiatan teritorial di daerah tersebut.

Menurut Kristomei, OPM menganggap Letda Oktovianus sebagai ancaman bagi kegiatan mereka dan memutuskan untuk menghabisinya.

Reaksi TNI

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar menyatakan bahwa aksi OPM yang menyerang dan menembak Letda Oktovianus merupakan pelanggaran HAM berat. TNI merasa berduka atas gugurnya Letda Oktovianus dan sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.

Proses evakuasi dan pemulasaraan jenazah telah dilakukan di RSUD Paniai. Jenazah saat ini dibawa menuju Nabire, Papua, untuk disemayamkan di rumah keluarga.

Nugraha menambahkan bahwa situasi di Kabupaten Paniai saat ini dalam kondisi kondusif meskipun terjadi insiden tragis ini. TNI dan Polri terus bekerja sama untuk menjaga keamanan dan stabilitas di daerah tersebut.

Kejadian penembakan ini telah menunjukkan betapa rawannya situasi keamanan di Papua. Pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh OPM membutuhkan tindakan tegas dari aparat keamanan untuk menjamin keamanan dan stabilitas di Papua. Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan perdamaian dan kemajuan bagi masyarakat Papua.