KTT Darurat Arab-Islam: Tuntutan Gencatan Senjata dan Penyelesaian Konflik di Gaza

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Luar Biasa Arab-Islam, hasil kolaborasi Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab, resmi dimulai di Riyadh.

Pangeran Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, membuka konferensi tersebut dengan tuntutan gencatan senjata segera di Gaza, menegaskan tanggung jawab Israel atas “kejahatan terhadap rakyat Palestina.”

Dalam pidatonya, Pangeran Mohammed bin Salman menyoroti penolakan Arab Saudi terhadap agresi Israel di Gaza dan pengusiran paksa rakyat Palestina. Ia mengkritik ‘standar ganda’ dalam penerapan hukum humaniter internasional dan mengecam heningnya komunitas internasional terhadap pelanggaran terhadap warga sipil Palestina.

Pangeran Mohammed bin Salman menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza, pelepasan tawanan, dan upaya bersama negara-negara Arab dan Islam untuk mengakhiri pengepungan serta memberikan bantuan kemanusiaan.

“Kerajaan Arab Saudi berupaya tanpa henti sejak awal agresi di Gaza dan terus berkonsultasi untuk menghentikan perang,” ujarnya. Satu-satunya solusi, menurutnya, adalah mengakhiri pendudukan dan pembangunan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.

KTT darurat ini diselenggarakan sebagai respons terhadap keadaan luar biasa di Jalur Gaza Palestina. Pemimpin dari berbagai negara, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo, telah tiba di Riyadh untuk merumuskan posisi bersama dan menyatukan upaya.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggambarkan rakyat Palestina menghadapi “perang genosida tak tertandingi” dan meminta Amerika Serikat memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan serangannya di Gaza. Abbas juga meminta perlindungan internasional bagi rakyat Palestina dan menekankan pentingnya Dewan Keamanan PBB menghentikan agresi dan memberikan bantuan di Gaza.

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyerukan negara-negara Muslim memberlakukan sanksi terhadap Israel dan menetapkan tentara Israel sebagai “kelompok teroris.” Raisi menuduh Israel menggunakan senjata terlarang internasional di Gaza dan menyebut Amerika Serikat sebagai kaki tangan utama kejahatan Israel.

Dalam pidatonya, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani menekankan upaya negosiasi untuk melepaskan tawanan dan menyuarakan kegagalan komunitas internasional dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap Israel.

Raja Yordania Abdullah II meminta dimulainya proses perdamaian serius di Timur Tengah dan menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian di Palestina.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengecam pengusiran paksa Israel terhadap rakyat Palestina, mendesak penyelidikan internasional, dan menekankan perlunya gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.

Arab Saudi secara konsisten mendesak diakhirinya pembantaian di wilayah pendudukan Israel di Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 11.000 orang tewas dan 27.000 terluka sejak dimulainya perang.

Konferensi ini menjadi panggung bagi negara-negara untuk bersatu dalam menekan Israel dan Amerika Serikat agar menghentikan serbuan brutal di Gaza serta mencari solusi perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini