
SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gunung Bromo, salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia, baru-baru ini menjadi sorotan berita setelah terjadi kebakaran hebat di kawasan Bukit Teletubbies. Kebakaran ini dipicu oleh penggunaan flare oleh sekelompok wisatawan yang sedang melakukan foto prewedding di area tersebut. Mari kita bahas lebih dalam mengenai flare dan bagaimana alat ini menjadi penyebab kebakaran tragis di Gunung Bromo.
Apa Itu Flare?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Flare atau suar diartikan sebagai nyala api (obor, lampu) yang digunakan sebagai tanda (sinyal). Seiring berjalannya waktu, flare telah digunakan lebih luas, terutama dalam berbagai perayaan dan dalam dunia fotografi untuk menciptakan efek cahaya yang dramatis.
Flare adalah alat yang menghasilkan cahaya dan api yang menyilaukan saat digunakan. Pada dasarnya, nyala api flare berasal dari pembakaran logam magnesium, dan dalam beberapa kasus, logam ini dikombinasikan dengan bahan lain untuk menciptakan berbagai corak yang indah. Flare sering digunakan dalam momen perayaan, seperti di tribun stadion oleh para penggemar yang ingin berfoto. Selain itu, flare juga merupakan teknik yang digunakan dalam fotografi untuk menciptakan pencahayaan yang dramatis dan efek visual yang menarik.
Kronologi Flare yang Picu Kebakaran Gunung Bromo
Kebakaran tragis di Gunung Bromo terjadi pada Rabu, 9 Juni 2023, dan kronologinya diungkapkan oleh Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana. Pada hari itu, sekelompok wisatawan yang sedang melakukan foto prewedding di Padang Savana menggunakan flare untuk melengkapi gambar yang diinginkan. Tim Wedding Organizer (WO) yang mereka sewa menyalakan lima buah flare, namun hanya satu dari lima flare yang berhasil menyala.
Sayangnya, satu flare yang menyala tiba-tiba meledak, dan ledakan ini menghasilkan percikan api yang menyulut Lapangan Savana dengan cepat. Dalam sekejap, api menjalar dan berkembang menjadi kebakaran yang melanda area seluas 50 hektar. Kapolres Wisnu mengungkapkan bahwa pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menerima laporan tentang kebakaran tersebut sekitar pukul 11.30 WIB.
Petugas yang segera diterjunkan ke lokasi kejadian menemukan Padang Savana dalam kondisi terbakar. Keenam tamu yang terlibat dalam kejadian ini ditahan sementara, dan salah satu di antaranya, inisial AW (41) asal Lumajang, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Lima orang lainnya masih berstatus saksi, namun masih berpeluang menjadi tersangka dalam penyelidikan lebih lanjut.
Kebakaran di Gunung Bromo yang dipicu oleh flare adalah peristiwa yang mengejutkan dan memilukan. Flare, yang semula digunakan sebagai alat sinyal atau perayaan, telah menjadi penyebab dari bencana alam ini.
Perlu diingat bahwa penggunaan flare harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam situasi yang aman, agar tidak mengakibatkan dampak negatif seperti yang terjadi di Gunung Bromo. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu mematuhi aturan dan menjaga lingkungan agar tetap aman dan indah. Semoga kita semua bisa belajar dari peristiwa ini dan mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com