Pagar Bambu di Laut Tangerang, Nelayan Sebut untuk Budidaya Kerang Hijau

Penampakan pagar laut di Desa Cituis, Kecamatan Pakuhaji, Banten, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Adam Rumansyah.

TANGERANG, TINTAHIJAU.com — Pagar bambu sepanjang 30 kilometer yang membentang di laut Tangerang, Banten, hingga kini terus menjadi perbincangan hangat. Meski menuai pro dan kontra, perwakilan nelayan setempat menyebut pagar ini memiliki sejumlah manfaat, terutama dalam mendukung mata pencaharian mereka.

Salah satu perwakilan nelayan, Tarsin, mengungkapkan pandangannya dalam wawancara dengan KompasTV, Minggu (12/1/2025). Menurutnya, pagar bambu ini sangat bermanfaat sebagai tanda batas perairan dangkal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya kerang hijau.

“Kalau menurut saya, itu kan cuma patok bambu yang sebagai tanda batas untuk perairan dangkal bagi masyarakat budidaya kerang hijau,” jelas Tarsin. Ia menambahkan, budidaya kerang hijau menjadi alternatif penghasilan bagi para nelayan, terutama saat hasil tangkapan laut sedang menurun.

Kerang hijau sendiri memiliki nilai ekonomi tinggi karena populer sebagai bahan masakan. Hal ini menjadi peluang tambahan bagi nelayan untuk menopang perekonomian mereka.

Pencegahan Abrasi Laut

Selain sebagai tanda batas perairan, pagar bambu ini juga dinilai memiliki manfaat ekologis. Tarsin menyebutkan bahwa bambu-bambu tersebut berfungsi sebagai pemecah gelombang untuk mencegah abrasi. “Di satu sisi, bambu-bambu itu buat memecah gelombang juga sih sebenarnya, untuk mencegah terjadinya abrasi,” ungkapnya.

Asal Usul Pembangunan yang Belum Jelas

Ketika ditanya mengenai asal-usul pembangunan pagar bambu ini, Tarsin mengaku tidak mengetahui secara pasti bagaimana awal mulanya. Ia menjelaskan bahwa pagar ini kemungkinan besar dibuat secara sporadis oleh warga sebagai bagian dari kebutuhan lokal nelayan. Keberadaan pagar bambu tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir.

Meski begitu, Tarsin tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pihak yang terlibat dalam pembangunan pagar ini atau proses pelaksanaannya.

Pagar bambu di laut Tangerang bukan hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga cerminan dari upaya masyarakat lokal untuk mengelola sumber daya laut secara mandiri. Terlepas dari kontroversinya, keberadaan pagar ini menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat memberikan solusi praktis untuk masalah ekologis sekaligus mendukung perekonomian masyarakat. Ke depan, dialog antara berbagai pihak perlu terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positif dari inisiatif ini.