CIREBON, TINTAHIJAU.com — Komandan Korem 063/SGJ, Kolonel Inf Hista Soleh, menyatakan masih terdapat enam orang yang dinyatakan hilang dalam peristiwa longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers pada Minggu (1/6/2025) siang.
Jumlah korban hilang tersebut merupakan sisa dari total 25 orang yang sebelumnya dilaporkan tertimbun material longsor. Hingga saat ini, Tim SAR Gabungan telah menemukan 19 korban dalam kondisi meninggal dunia.
“Dari hasil laporan dan informasi masyarakat serta kepala desa, diduga masih ada sekitar enam orang yang belum ditemukan,” ujar Hista.
Ia menyampaikan harapan agar pencarian dapat segera menemukan para korban sebelum masa pencarian tujuh hari berakhir. “Mudah-mudahan sebelum tujuh hari korban yang diduga sebanyak enam orang bisa ditemukan,” tambahnya.
Pencarian korban saat ini difokuskan di area Worksheet A atau bagian barat lokasi tambang. Sebelumnya, proses pencarian dilakukan di dua titik, yaitu Worksheet A dan B. Namun karena terjadi longsor susulan di Worksheet B yang terletak di sisi timur, pencarian di area tersebut dihentikan sementara demi keselamatan tim penyelamat.
“Karena di Worksheet B di sebelah timur terjadi longsor susulan,” jelas Hista.
Bahkan pada Minggu siang pukul 13.00 WIB, pencarian sempat dihentikan sementara akibat tebing di sisi kanan yang sempat dikosongkan kembali mengalami beberapa kali longsor susulan.
“Pekerjaan ini kita hentikan pada pukul 13.00 WIB karena saat tim sedang bekerja, baik menggunakan alat berat maupun secara manual, terjadi longsor susulan di area pencarian,” tuturnya.
Untuk mendukung proses evakuasi selanjutnya, pihaknya kini tengah menunggu kedatangan alat total station yang akan digunakan untuk memantau potensi pergerakan tebing secara lebih akurat.
Diketahui, longsor di tambang galian C Gunung Kuda terjadi pada Jumat (30/5/2025). Peristiwa ini mengakibatkan 25 orang tertimbun material longsor. Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, mengatakan bahwa hingga Minggu siang, 19 korban telah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Seiring berjalannya proses penyelidikan, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah AK selaku pemilik tambang dan AR yang berperan sebagai Kepala Teknik Tambang. Keduanya diduga memiliki tanggung jawab atas kegiatan pertambangan di lokasi yang kini menjadi tempat musibah tersebut.





