SUBANG, TINTAHIJAU.com – Percakapan tentang nilai kredit sedang hangat diperbincangkan saat ini. Hal ini karena sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter) mengungkapkan bahwa beberapa pelamar pekerjaan gagal diterima karena skor kredit yang jelek.
“Gilaaa, 5 orang freshgrad daftar di kantor tmptku kerja, kelimanya gak ada yang lolos karena BI Checking Kol 5,” tulis akun @kawtuz, Senin (21/8/2023).
Postingan tersebut pun mendapat respons yang banyak. Di bagian komentar, banyak yang mengaku memiliki pinjaman online (pinjol) serta kewajiban kredit.
Lalu, mengapa nilai kredit menjadi pertimbangan penting dalam proses penerimaan pekerjaan?
Menurut Direktur Utama Pefindo Biro Kredit (IdScore), Yohanes Arts Abimanyu, perusahaan yang mempertimbangkan nilai kredit sebagai salah satu faktor menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berhati-hati.
Yohanes mengatakan, mungkin tidak semua perusahaan perlu memeriksa sejarah kredit, melainkan hanya posisi-posisi tertentu dalam perusahaan yang memiliki peran strategis.
“Terutama mungkin pada posisi-posisi penting,” ujar Yohanes pada Selasa (22/8/2023).
Melalui nilai kredit, perusahaan berupaya untuk memahami bagaimana karakter calon karyawan dalam hal meminjam dan melunasi utang. Menurutnya, hal ini mencerminkan integritas seseorang. Nilai kredit juga mencerminkan seberapa agresif seseorang dalam meminjam uang.
Pemeriksaan nilai kredit ini berfungsi sebagai langkah untuk mencegah terjadinya penipuan atau kesalahan di masa depan.
Yohanes mendorong para pelamar untuk memperhatikan pinjaman dan pola peminjaman yang dilakukan karena hal ini akan berdampak pada karier di masa depan.
“Sebelum melamar pekerjaan, sebaiknya melakukan pemeriksaan kredit dan nilai kredit sendiri,” ujar Yohanes, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Bagi mereka yang memiliki pinjaman, sebaiknya menghindari keterlambatan pembayaran, wanprestasi, atau penggunaan fasilitas kredit dalam jumlah besar.
Hindari perilaku konsumtif agar tidak terjebak dalam utang yang dapat merusak nilai kredit.