‎Pertamina Hulu Energi: Menjaga Nyawa, Lingkungan, dan Masa Depan Bersama‎‎

CIREBON, TINTAHIJAU.COM – Di balik gemuruh suara mesin pengeboran dan hiruk pikuk operasi hulu migas, ada satu hal yang selalu menjadi pegangan PT Pertamina Hulu Energi (PHE): menjaga kehidupan manusia dan kelestarian bumi. Komitmen itu bukan sekadar jargon korporasi, melainkan napas sehari-hari bagi ribuan pekerja yang menggantungkan hidup pada operasi migas.‎‎

“Bagi kami, setiap nyawa adalah prioritas utama. Tidak ada produksi yang lebih penting dari keselamatan pekerja,” ungkap salah satu perwakilan manajemen PHE saat ditemui di sela kegiatan HSSE (Health, Safety, Security, Environment), Senin (08/09/2025).‎‎

‎‎PHE meyakini bahwa aspek kesehatan dan keselamatan kerja, keamanan, perlindungan lingkungan, hingga keberlangsungan aset bukan sekadar regulasi, melainkan bentuk kepedulian terhadap manusia dan lingkungan. Filosofi ini diwujudkan dalam tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).‎‎

Setiap langkah operasional, mulai dari pengambilan keputusan bisnis hingga pelaksanaan kontrak, selalu dipandu oleh prinsip HSSE.

Misalnya, penerapan Corporate Life Saving Rules (CLSR) yang mengajarkan disiplin sederhana—seperti memakai alat pelindung diri hingga mematuhi prosedur kerja—namun terbukti menyelamatkan nyawa di lapangan.‎‎

‎‎Di dunia kerja penuh risiko seperti migas, insiden bisa terjadi kapan saja. Namun bagi PHE, setiap peristiwa adalah guru. Program Lessons Learned menjadi ruang refleksi bersama, agar kejadian serupa tak lagi terulang.‎‎

“Kami tidak ingin ada satu pun pekerja yang pulang dalam keadaan tidak sehat. Semua harus kembali ke keluarga dengan selamat,” ujar salah satu pekerja lapangan, matanya berbinar mengingat istri dan anak yang selalu menunggu di rumah.‎‎

Komitmen PHE tak hanya sebatas melindungi pekerja. Lingkungan dan masyarakat sekitar juga menjadi bagian penting. Prinsip 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) diterapkan untuk mengelola limbah.

Upaya pencegahan tumpahan minyak, pelestarian keanekaragaman hayati, hingga program pengembangan masyarakat berkelanjutan dijalankan dengan serius.‎‎

“Kami sadar, bumi ini bukan hanya warisan, tapi juga titipan untuk anak cucu. Karena itu, setiap operasi migas harus memberi manfaat, bukan kerusakan,” tegas manajemen PHE.‎‎

‎‎Untuk memperkuat komitmen tersebut, digitalisasi HSSE mulai diterapkan. Teknologi dipakai bukan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk melindungi mereka.

Dari pemantauan kesehatan pekerja melalui Dolly Check Up harian, hingga penerapan sistem tanggap darurat medis, semua diarahkan agar pekerja selalu dalam kondisi prima.

‎‎Di balik strategi besar yang terdengar teknis, ada nilai kemanusiaan sederhana yang ingin dijaga: seorang ayah bisa pulang dan bercanda dengan anaknya, seorang ibu tetap sehat meski bekerja di lapangan, masyarakat sekitar tetap nyaman tanpa khawatir polusi atau bahaya operasi migas.

‎‎Keselamatan, keamanan, dan lingkungan bukanlah sekadar target perusahaan, tetapi janji untuk terus menjaga kehidupan. Seperti pesan sederhana yang kerap disampaikan di lapangan:‎‎ “Produksi bisa ditunda, tapi keselamatan tidak bisa ditawar.”