SIDOARJO, TINTAHIJAU.com — Perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, M. Zainal Abidin, menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya puluhan santri dalam peristiwa ambruknya bangunan musala di lingkungan ponpes tersebut.
“Kami menyampaikan Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya para kader istimewa, santri-santri kami,” ujar Zainal di Sidoarjo, Selasa (7/10/2025).
Ia meyakini para santri yang wafat dalam musibah itu berada dalam keadaan terbaik, karena meninggal dunia saat menuntut ilmu dan melaksanakan ibadah. “Kami yakin mereka meninggal dalam kondisi bersuci dan sedang melaksanakan salat. Kami berani bersumpah, mereka husnul khotimah,” imbuhnya dengan suara bergetar.
Selain menyampaikan belasungkawa, Zainal juga menyampaikan permohonan maaf mewakili keluarga besar dan pengurus Ponpes Al Khoziny. Ia mengakui pihaknya mungkin belum mampu memberikan pelayanan terbaik bagi para santri.
“Yang kedua kami mohon maaf yang sebesar-besarnya mewakili keluarga ndalem (pengasuh) manakala kami belum bisa memberikan pelayanan kepada santri secara maksimal,” katanya.
Permintaan maaf turut ditujukan kepada masyarakat luas, terutama para awak media, yang mungkin mengalami ketidaknyamanan selama proses penanganan pasca-ambruknya bangunan. “Kami juga mohon maaf kepada semua masyarakat dan teman-teman media yang mungkin mendapatkan perlakuan kurang nyaman selama proses ini,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9/2025) pekan lalu. Berdasarkan data dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), sebanyak 171 korban berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Dari jumlah tersebut, 67 orang dilaporkan meninggal dunia dan 104 lainnya selamat.
Tragedi ini menjadi duka mendalam bagi keluarga besar Ponpes Al Khoziny dan masyarakat pesantren di seluruh Indonesia. Pemerintah sebelumnya telah menyatakan akan melakukan audit terhadap bangunan pesantren, terutama yang berusia tua dan berisiko tinggi terhadap kerusakan struktural.






