CIREBON, TINTAHIJAU.com — Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon telah menetapkan dua tersangka terkait insiden longsor maut yang terjadi di area tambang Golongan C, Gunung Kuda, Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Insiden tragis ini terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025 lalu dan menewaskan puluhan pekerja tambang.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, mengonfirmasi penetapan tersangka dalam wawancara dengan KompasTV, Sabtu (31/5/2025). Ia menyatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan intensif terhadap delapan saksi dan menggelar perkara sebelum akhirnya menetapkan dua orang sebagai tersangka, yaitu pemilik tambang dan kepala teknik tambang.
“Malam ini kita tetapkan dua orang sebagai tersangka, yaitu pengelola tambang dan kepala teknik tambangnya,” ujar Sumarni.
Kapolresta juga menjelaskan bahwa terdapat pelanggaran serius dalam operasi tambang tersebut. Di antaranya adalah pengabaian terhadap prosedur penambangan yang aman dan ketidakpedulian terhadap keselamatan para pekerja. Sumarni menyebutkan bahwa pihak pengelola sebelumnya telah mendapat pengawasan serta saran dari pihak berwenang, namun tidak diindahkan.
Dalam kasus ini, para tersangka dijerat dengan berbagai undang-undang, termasuk UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU Keselamatan Kerja, UU Ketenagakerjaan, UU Mineral dan Batubara (Minerba), serta Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.
“Ancaman pidana tertinggi berasal dari UU Lingkungan Hidup, yaitu pidana penjara hingga 15 tahun,” jelasnya.
Sementara itu, upaya pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Pada hari kedua pencarian, tiga jenazah berhasil ditemukan, sehingga total korban meninggal yang telah ditemukan hingga Sabtu sore mencapai 17 orang.
“Barusan kami sudah melakukan penyerahan kepada keluarga dan sudah dikawal oleh jajaran Polresta Cirebon ke rumah duka masing-masing,” ungkap Sumarni.
Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M. Yusron, menambahkan bahwa proses pencarian akan berlanjut pada hari ini, Minggu (1/6), dengan memasuki hari ketiga operasi. Pihaknya berencana melakukan pemecahan batu di sekitar lokasi longsor, dengan pertimbangan keselamatan.
“Jika memungkinkan, batu akan dipecah agar bisa didorong ke bawah dan memudahkan pencarian korban,” tutur Letkol Yusron. Ia juga menekankan pentingnya keselamatan petugas selama proses evakuasi.
Hingga kini, masih terdapat delapan orang yang dinyatakan hilang dan dalam pencarian. Tim SAR, TNI, Polri, dan relawan terus berupaya maksimal untuk menemukan para korban sambil tetap memantau potensi longsor susulan.
Insiden ini menjadi sorotan publik dan memicu keprihatinan mendalam, terutama terkait aspek keselamatan kerja di sektor pertambangan.





