Ribuan Ibu se-Jawa Barat Berkumpul di Lembur Pakuan Subang, KDM: Negara Butuh Pemimpin Sifat Keibuan

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Sebanyak 1.500 tokoh ibu se-Jawa Barat bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lembur Pakuan Subang untuk berdiskusi terkait penguatan desa sebagai dasar pembangunan manusia dan karakter.

Dalam Rembuk Indung Aing se-Jawa Barat yang digelar, Kamis 11 Januari 2024 itu, KDM mengajak untuk kembali pada aspek tradisi sebagai kekuatan utama dalam membangun desa. Sebab saat ini desa tengah di Landa krisis karakter yang terus menurun.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak anak laki-laki pedesaan yang tidak mengenal pertanian dan peternakan. Mereka saat ini justru sibuk dengan HP, media sosial dan motor. Mereka hidup tidak produktif.

Begitupun anak perempuan kini banyak yang tidak bisa beres-beres rumah hingga memasak. Mereka kehilangan jatidiri yang pada akhirnya akan mengancam produktivitas anak bangsa dalam menjaga ketahanan pangan hingga Indonesia kebanjiran produk impor.

“Satu sisi kita masuk ke era digital tapi di sisi lain produktifitas kita menurun yang akhirnya kita menghadapi ancaman krisis pangan serius. Maka diperlukan sosok ibu sebagai kekuatan pilar pembangunan kembali ke jatidiri tradisi,” ucap KDM.

Pertemuan tersebut, kata KDM, adalah sebagai ajang pengingat kaum ibu kembali mendidik generasi muda agar tak selalu mengejar trend. Sebab ibu memiliki kekuatan dalam membangun karakter sekaligus memenej rumah tangga.

“Kekuatan seorang ibu bukan pada pikiran tapi pada hati dan rasa. Yang pada akhirnya kaum ibu dan perempuan melahirkan ketahanan keluarga dan ketahanan bangsa,” ucapnya.

Dalam konteks ini ke depan Indonesia memerlukan sosok seorang pemimpin yang memiliki jiwa keibuan. Sebab mengelola anggaran mulai dari tingkat daerah hingga pusat tidak cukup dengan rasio akademis tetapi perlu kearifan jiwa seorang ibu yang bisa menentukan skala prioritas.

“Memimpin negara tidak cukup pakai logika akademis, maka diperlukan pemimpin yang punya sifat keibuan yang mana penuh empati, rela berkorban, rela disakiti dan setia dalam cintanya pada rakyat,” ucapnya.

Sehingga pada momentum kali ini Kang Dedi Mulyadi ingin memberikan edukasi melihat latar belakang calon pemimpin agar tidak salah pilih.

“Sehingga lahir kesadaran agar bisa menjelaskan hal itu pada yang lain. Sehingga memimpin negara ini tidak hanya cukup mengandalkan logika. Tetapi harus dengan rasa. Negara butuh pemimpin yang punya sifat keibuan, empati, sabar, rela disakiti, setia dalam cinta,” pungkas KDM.