Ribuan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Akibat Bencana Hidrometeorologi di Cianjur

Seorang polisi menunjukkan jalan menuju wilayah Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terbelah akibat pergeseran tanah, Kamis (5/12/2024) (Foto: Humas Polsek Kadupandak)

CIANJUR, TINTAHIJAU.com – Cianjur, Jawa Barat, tengah menghadapi dampak serius dari bencana hidrometeorologi basah yang melanda beberapa wilayah di kabupaten tersebut. Hingga pekan ini, ribuan warga masih bertahan di tempat pengungsian. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cianjur, Muhammad Taufik Zuhrizal, menyebutkan bahwa jumlah pengungsi saat ini mencapai lebih dari 1.600 jiwa.

Taufik menjelaskan, berdasarkan data terbaru dari BPBD Cianjur, total warga terdampak mencapai 3.268 jiwa. Mereka berasal dari 11 kecamatan, yaitu Agrabinta, Kadupandak, Cijanti, Pagelaran, Leles, Sukanagara, Tanggeung, Cibinong, Pasirkuda, Takokak, dan Sindangbarang.

“Saat ini pengungsi ada 1.600 lebih, tetapi sebagian sudah kembali ke rumahnya. Sedangkan yang rumahnya rusak belum bisa kembali,” ujar Taufik dalam wawancara bersama Pro3 RRI pada Selasa (10/12/2024).

Kerusakan Rumah dan Infrastruktur

Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang signifikan, meliputi:

  • 625 rumah rusak
  • 280 rumah terancam
  • 544 rumah terendam

Mayoritas kerusakan terjadi akibat pergerakan tanah yang mengancam kestabilan bangunan. BPBD terus melakukan penilaian tingkat kerusakan untuk memastikan keamanan warga. “Tim kami menilai seberapa parah rumah yang terdampak, sehingga bisa menyarankan apakah warga boleh kembali atau lebih baik bertahan di pengungsian,” jelas Taufik.

Kerusakan juga meluas ke infrastruktur, termasuk jalan di 39 titik, irigasi di 5 titik, dan jembatan di 8 titik. Salah satu titik kerusakan signifikan terjadi di Kecamatan Kadupandak, yang menghambat akses mobilitas warga.

Penanganan Terkendala Hujan

Proses penanganan kerusakan hingga saat ini masih terhambat oleh intensitas hujan yang tinggi. “Belum bisa dilakukan penanganan penuh karena hujan masih terus terjadi,” ujar Taufik. Kondisi ini menambah tantangan bagi tim tanggap darurat dalam upaya pemulihan.

Masyarakat terdampak sangat membutuhkan bantuan logistik, tempat tinggal sementara, dan dukungan psikososial. Pemerintah dan berbagai pihak diharapkan terus bersinergi untuk mempercepat penanganan dan membantu warga kembali pulih.

Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi yang lebih baik dalam menghadapi risiko bencana alam, terutama di daerah rawan seperti Cianjur.