SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gempabumi selalu menjadi peristiwa alam yang memicu ketegangan dan kecemasan di kalangan masyarakat. Namun, pada Kamis, 19 Oktober 2023, pukul 21.08.24 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat mengalami guncangan gempa tektonik dengan magnitudo M5,4. Meskipun peristiwa ini menghebohkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan penting terkait kejadian ini.
Parameter Gempabumi:
Gempabumi tersebut terjadi pada koordinat 8,11° LS ; 107,27° BT, atau lebih tepatnya di laut pada jarak 121 BaratDaya Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada kedalaman 57 km. Ini adalah informasi penting untuk memahami mekanisme dan potensi dampak gempabumi.
Jenis dan Mekanisme Gempabumi:
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini termasuk dalam kategori gempabumi dangkal. Ini disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), yang merupakan salah satu jenis pergerakan tektonik.
Dampak Gempabumi:
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Garut, Pangandaran, Cianjur, Cilacap, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cikelet, dan sekitarnya. Intensitas getaran bervariasi, dengan beberapa daerah mengalami getaran yang cukup nyata dalam rumah, sementara daerah lain merasakan getaran yang lebih ringan. Ini tercermin dalam skala intensitas III MMI dan II MMI.
Salah satu informasi penting yang disampaikan oleh BMKG adalah bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI. Hal ini sangat relevan karena potensi tsunami adalah salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan ketika terjadi gempabumi di lepas pantai.
Gempabumi Susulan:
Hingga pukul 21.40 WIB, BMKG terus memonitor situasi, dan hasil pemantauan mereka belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Namun, perlu diingat bahwa gempabumi susulan dapat terjadi setelah gempabumi utama, sehingga masyarakat perlu tetap waspada.
Rekomendasi:
Dalam menghadapi situasi seperti ini, BMKG memberikan beberapa rekomendasi yang sangat penting. Pertama, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kedua, penting untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pemeriksaan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah sangat penting untuk memastikan kestabilan bangunan.






