JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dari Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor, membantah keras klaim bahwa aksi dukungan terhadap penambangan nikel di Raja Ampat berasal dari masyarakat asli Papua. Hal tersebut disampaikan dalam acara “Satu Meja The Forum” di KompasTV pada Rabu (11/6).
“Mereka bukan orang asli Papua, mereka itu asalnya dari Maluku Utara,” tegas Paul. Ia menilai aksi dukungan tersebut bukan representasi aspirasi warga Papua. Menurutnya, kehadiran Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Raja Ampat yang diiringi dengan spanduk dan atribut adat yang dikenakan sejumlah orang patut dicurigai sebagai aksi yang sudah dirancang sebelumnya.
“Spanduknya begitu rapi, ada yang pakai ikat kepala merah, datang berteriak-teriak. Saya curiga itu by design,” ujarnya.
Lebih lanjut, Paul yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Papua Wilayah Tengah, menyoroti keberadaan PT Gag di Raja Ampat yang menurutnya tidak memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat asli Papua. Ia menyebutkan bahwa dari kunjungannya ke lokasi pada tahun 2022, hanya sekitar 3% tenaga kerja yang berasal dari orang asli Papua.
“Pekerja orang asli Papua di sana itu di bawah 10%, malah saya lihat cuma 3%. Tenaga kerja dibawa dari luar, kontraktor lokal tidak dilibatkan,” kata Paul.
Ia menyesalkan bahwa eksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut tidak dibarengi dengan pemberdayaan sumber daya manusia lokal.
“Sumber daya alam yang dikeruk, tapi sumber daya manusianya justru terpuruk,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Paul meminta Presiden Prabowo Subianto agar mencermati dengan serius persoalan penambangan nikel di Raja Ampat, khususnya dampaknya terhadap masyarakat adat Papua.
“Kita harus perhatikan Gag ini. Mereka nambang, ambil sumber daya alamnya, tapi masyarakat adat Papua tidak diperhatikan,” pungkasnya.
Isu penambangan di Raja Ampat ini kini menjadi sorotan nasional, termasuk dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri serta harapan penyelesaian secara adat yang sebelumnya juga sempat disampaikan oleh Menteri Bahlil.