Megapolitan

Siswa SMPN 1 Jonggol Diduga Keracunan MBG, Gubernur Jabar Soroti Trauma dan Evaluasi Vendor

×

Siswa SMPN 1 Jonggol Diduga Keracunan MBG, Gubernur Jabar Soroti Trauma dan Evaluasi Vendor

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi makanan MBG (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

BOGOR, TINTAHIJAU.com – Dugaan kasus keracunan makanan kembali terjadi di lingkungan sekolah. Kali ini, empat siswa dari SMPN 1 Jonggol, Kabupaten Bogor, diduga mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan pihak sekolah.

Para siswa yang sempat mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas kini telah dipulangkan. Salah satu di antaranya, Ramdan (14), sudah kembali beraktivitas normal, meski mengaku masih trauma untuk kembali menyantap menu MBG yang disediakan.

“Dimakan jeruknya doang, (sisanya) dikasih ke teman,” ujar Ramdan saat ditemui di rumahnya di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Jumat (26/9/2025). Ia mengaku sempat muntah hingga empat kali setelah menyantap makanan tersebut pada Selasa (23/9/2025), dan harus absen satu hari dari sekolah.

Meskipun kondisinya kini telah membaik, rasa takut akan kejadian serupa masih membekas. Ramdan, seperti siswa lainnya, masih enggan memakan seluruh porsi MBG yang diberikan.

Belum Dinyatakan Keracunan Secara Medis

Camat Jonggol, Andri Rahman, menyebutkan bahwa hingga kini baru empat siswa yang menunjukkan gejala dugaan keracunan dari total 1.186 siswa yang ada. Namun, ia menegaskan bahwa status keracunan tersebut belum dapat dipastikan secara medis.

“Secara medis belum bisa dikategorikan keracunan, kita masih menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan,” ujarnya.

Gubernur Jabar Minta Evaluasi Menyeluruh

Menanggapi kejadian ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak psikologis yang timbul. Meski tak ada korban jiwa, Dedi menilai peristiwa ini tetap serius karena memicu trauma pada siswa.

“Traumanya adalah anak yang harusnya mendapat asupan gizi, itu kan menjadi keracunan. Jadi trauma. Mereka jadi takut makan lagi makanan yang disajikan,” kata Dedi di Bogor, Rabu (24/9/2025).

Ia menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan program MBG, termasuk kredibilitas vendor penyedia makanan dan kecocokan harga dengan kualitas makanan yang disajikan.

“Satu, penyelenggara kegiatannya mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak. Kalau ternyata tidak mampu, dan nilai Rp10.000-nya menurun kualitasnya, tentu harus dievaluasi,” tegasnya.

Program MBG Perlu Diperkuat

Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk memberikan asupan gizi harian kepada pelajar di Jawa Barat. Namun, insiden seperti yang terjadi di Jonggol ini memunculkan kekhawatiran akan kualitas dan pengawasan pelaksanaannya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan bahwa akan dilakukan penyelidikan dan audit terhadap vendor serta pelaksanaan program, guna memastikan keselamatan dan keberlanjutan manfaat bagi para siswa.