SUMEDANG, TINTAHIJAU.com – Kabupaten Sumedang menjadi salah satu wilayah strategis di kawasan Rebana yang tengah disorot sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat. Dalam rangka memaksimalkan potensi ini, Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyiapkan berbagai strategi untuk menarik minat para investor, khususnya di sektor industri, teknologi, dan pariwisata.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, menyatakan bahwa Pemkab Sumedang tengah mengembangkan kawasan industri yang mencakup tiga kecamatan, yaitu Buahdua, Ujungjaya, dan Tomo (disebut kawasan industri Butom). Kawasan ini dirancang khusus untuk menjadi pusat investasi di bidang manufaktur dan teknologi.
“Sumedang sedang mengembangkan kawasan industri Butom yang bertujuan untuk menarik investor, terutama di sektor manufaktur dan teknologi,” ujar Tuti.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Sumedang aktif menawarkan berbagai proyek potensial dalam berbagai forum, seperti West Java Investment Summit 2024. Dalam acara tersebut, Sumedang mempromosikan proyek di sektor infrastruktur, pariwisata, dan pengembangan kawasan industri.
Tuti juga menambahkan bahwa proses perizinan bagi investor kini semakin mudah berkat penerapan sistem Online Single Submission – Risk Based Approach (OSS RBA), yang mampu memangkas waktu pengurusan perizinan dari 28 hari menjadi hanya 3 hari kerja.
Namun demikian, Sumedang masih menghadapi sejumlah tantangan dalam menarik investor. Salah satu kendala utama adalah tingginya Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang mencapai Rp 3,7 juta. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain di kawasan Rebana, seperti Indramayu (Rp 2,7 juta), Cirebon (Rp 2,6 juta), dan Majalengka (Rp 2,4 juta). Perbedaan ini menjadi pertimbangan serius bagi para investor.
Selain itu, kesiapan sumber daya manusia serta aksesibilitas di pedesaan – termasuk infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan transportasi – juga masih menjadi tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, Pemkab Sumedang saat ini memprioritaskan pembangunan infrastruktur di kawasan industri.
Meski demikian, Tuti tetap optimistis. Ia menilai Sumedang memiliki keunggulan kompetitif, seperti potensi energi hijau dari PLTA Jatigede dan sumber daya air yang melimpah. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangun kawasan industri berbasis energi ramah lingkungan.
Tak hanya industri, Sumedang juga memiliki potensi besar di sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata. Lahan subur yang dimiliki menjadikan wilayah ini cocok untuk pengembangan agribisnis dan agrowisata.
“Kita memiliki daya tarik lain dari segi keindahan alam dan budaya, yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai resort agrowisata,” pungkas Tuti.
Dengan strategi yang menyeluruh dan komitmen kuat dari pemerintah daerah, Sumedang optimis dapat menjadi magnet baru bagi investor di kawasan Rebana dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.