Waduh! Hasil Ekspor RI Senilai Rp2.478 T Banyak Ngendon di Singapura

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Hasil perhitungan dari CNBC Indonesia Intelligence Unit (CIIU) memproyeksikan bahwa setiap tahun sekitar Rp2.478 triliun atau US$167 miliar Dana Hasil Ekspor (DHE) dari para eksportir Indonesia yang disimpan di sistem perbankan Singapura. Angka ini didapat dari rata-rata nilai ekspor Indonesia dari tahun 2014 hingga 2022, dikurangi dengan perkiraan jumlah dolar AS yang diubah menjadi rupiah oleh para eksportir.

Sumber dari CIIU di Bank Indonesia, yang memiliki pemahaman yang baik mengenai arus uang masuk-keluar, menyatakan bahwa jumlah DHE yang dikonversi oleh eksportir Indonesia hanya sekitar 10-15% dari total penjualan ekspor mereka. Sumber ini menyebutkan, “Saya ingat bahwa para eksportir yang menjual kurang dari US$1 miliar per bulan.” “Estimasi sekitar 10-15% dari DHE diubah menjadi rupiah, yang artinya hanya bagian yang benar-benar beredar di pasar. Sisanya disimpan di bank-bank di Singapura.”

Baca Juga:  Pertamina Berencana Hapus Pertalite dan Menggantinya dengan Pertamax Green 92

Dampak serius dari kebiasaan para eksportir untuk menyimpan dana mereka di luar negeri, khususnya di Singapura yang merupakan pusat keuangan global, adalah bahwa surplus perdagangan Indonesia selama 35 bulan berturut-turut tidak memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Ini karena sekitar 90% dari pendapatan hasil ekspor oleh para eksportir dikelola oleh lembaga keuangan di Singapura, yang tidak hanya menawarkan suku bunga yang sangat tinggi untuk dolar AS, tetapi juga memberikan keuntungan pajak saat ingin berinvestasi di Indonesia melalui lembaga keuangan di Singapura.

Sebaliknya, jika para eksportir menyimpan DHE mereka di bank-bank di Indonesia, mereka hanya akan mendapatkan sekitar sepertiga dari suku bunga deposito valas yang ditawarkan di Singapura, dan mereka juga akan dikenakan pajak atas pendapatan bunga jika ingin berinvestasi dalam aset keuangan seperti obligasi. Bahlil Lahaladia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, pernah menyatakan bahwa banyak pengusaha Indonesia yang berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan yang berbasis di Singapura, sehingga dana hasil ekspor Indonesia seakan-akan menjadi milik Singapura.

Baca Juga:  Kenali Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu, Biar Tidak Jadi Korbannya

Data lain yang mendukung temuan CNBC Indonesia Intelligence Unit ini berasal dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang memanfaatkan Automatic Exchange of Information (AEOI) sejak tahun 2018. Data ini menunjukkan bahwa jumlah dana yang disimpan di dalam negeri dan di luar negeri sangat besar. Namun, DJP tidak bisa memberikan konfirmasi mengenai data tersebut karena kompleksitasnya.

Hal ini mengindikasikan bahwa banyak dana ekspor Indonesia yang seharusnya masuk kembali ke dalam perekonomian Indonesia, tetapi justru disimpan di luar negeri, terutama di Singapura. Hal ini memiliki dampak signifikan terhadap surplus perdagangan Indonesia dan potensi penerimaan pajak dari eksportir sektor ekstraktif, yang pada akhirnya mengurangi manfaat yang seharusnya diterima oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, langkah-langkah untuk mengembalikan dana ekspor ke dalam perbankan Indonesia dan merevisi regulasi terkait dapat membantu mengatasi masalah ini dan meningkatkan kedaulatan keuangan Indonesia.

Baca Juga:  Dianggap Ganggu UMKM, TikTok Indonesia Tanggapi Larangan Social Commerce dari Pemerintah RI

Sumber: CNBC Indonesia Research
CNBC Indonesia Intelligence Unit/CIIU adalah divisi konsultasi bisnis, ekonomi dan politik CNBC Indonesia Research. Adapun CNBC Indonesia Research adalah research house mandiri, unit semi-otonom dari CNBC Indonesia, media market, bisnis dan ekonomi terintegrasi (TV dan digital) terbesar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com