SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Tragedi pohon tumbang di Jalan Raya Nagrog, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, yang menewaskan dua warga asal Desa Tambakan, memicu desakan dari masyarakat agar Pemerintah Kabupaten Subang segera melakukan langkah mitigasi terhadap pohon-pohon berpotensi tumbang di jalur rawan.
Sejumlah warga menilai, banyak pohon berusia tua dan berukuran besar yang tumbuh di tepi jalan utama kawasan Ciater hingga Jalancagak. Saat musim hujan disertai angin kencang, kondisi itu dinilai membahayakan pengguna jalan.
“Kalau hujan deras disertai angin, banyak pohon yang udah miring. Harusnya ada pemangkasan rutin supaya tidak menimpa kendaraan atau orang,” ujar salah satu warga Ciater, Rudi (37).
Rudi mengingatkan pentingnya upaya pencegahan melalui pemetaan dan pemangkasan pohon yang sudah rapuh.
“Tragedi di Palasari jadi pelajaran penting. Ke depan, perlu ada langkah mitigasi dan pengecekan rutin terhadap pohon-pohon besar di jalur padat kendaraan, terutama di kawasan wisata seperti Ciater,” katanya
Hal serupa ditegaskan oleh Arief warga Subang Kota. Dia menegaskan mitigasi pohon rawan tumbang harus dilakukan tidak hanya di wilayah selatan seperti Ciater dan Jalancagak, tetapi juga di kawasan perkotaan Subang.
“Pohon-pohon besar di tepi jalan umum, baik di daerah selatan maupun di Subang kota, perlu didata ulang dan dilakukan pemangkasan berkala. Angin kencang dan hujan ekstrem bisa datang kapan saja, jadi pencegahan jauh lebih penting daripada penanganan setelah kejadian,” ujarnya
Dua warga, Waway (44) dan Raka Abdillah (19), meninggal dunia setelah mobil bak terbuka yang mereka tumpangi tertimpa pohon besar saat hujan deras pada Rabu (22/10/2025). Keduanya telah dimakamkan di kampung halamannya di Desa Tambakan, Jalancagak.





