Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Direktur Akademi Borneo FC sekaligus Direktur Teknik Asprov PSSI Kalimantan Timur, Jacksen Ferreira Tiago, mengunjungi Kabupaten Majalengka untuk meninjau langsung potensi pesepak bola muda dalam agenda seleksi usia 13 tahun di Stadion Warung Jambu, Jumat (1/8/2025).
Kedatangan mantan pelatih Persipura Jayapura ini merupakan bagian dari rangkaian seleksi Elite Pro Academy (EPA) kelompok usia 16, 18, dan 20 yang tengah dijalankan oleh Borneo FC.
Jacksen mengungkapkan, kunjungan ini juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi yang sudah lama direncanakan bersama rekan lamanya, Asep.
“Saya diundang Kang Asep sudah hampir setahun lalu, tapi baru sekarang bisa datang. Momen ini penting karena kami juga sedang mencari talenta untuk EPA. Sekaligus ini jadi ajang silaturahmi,” ujarnya.
Jacksen menyatakan terkesan dengan bakat-bakat muda yang ada di Majalengka. Beberapa pemain mencuri perhatiannya, termasuk seorang penjaga gawang dan seorang bek muda.
Bahkan, ia menyebut ada satu pemain yang ia nilai sebagai “aset besar” meski usianya masih sangat muda. “Anak itu saya titip ke Kang Asep. Masih kecil, tapi saya yakin dia akan jadi pemain besar,” tegasnya.
Namun demikian, ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan kompetisi sebagai syarat utama pengembangan bakat. Menurutnya, bakat saja tidak cukup jika tidak ditunjang dengan iklim kompetitif yang berkelanjutan.
“Kita perlu kompetisi yang berjalan sepanjang tahun. Di Samarinda pun kami punya masalah yang sama. Kompetisi hanya jalan tiga bulan, selebihnya anak-anak tidak ada kegiatan. Itu yang harus dibenahi,” jelasnya.
Ia menilai Majalengka Premier League sebagai langkah positif, namun harus ditingkatkan lagi untuk menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang bisa bersaing di level nasional.
Saat ditanya soal kondisi pengembangan sepak bola nasional melalui program EPA, Jacksen mengakui bahwa ekosistem sepak bola Indonesia masih belum sempurna.
“Sekarang ini memang ada kemajuan, tapi kita semua tahu masih banyak kekurangan. Tugas kita sebagai pelaku sepak bola adalah menjalankan peran masing-masing. Termasuk media, yang bisa memberikan kritik dan saran konstruktif,” katanya.
Jacksen menyatakan bahwa kerja sama antara klub, pelatih lokal, dan komunitas-komunitas daerah menjadi kunci untuk membuka lebih banyak peluang bagi talenta muda di Indonesia.
“Siapa tahu nanti akan ada ‘Dafa-Dafa’ lain dari Majalengka yang bisa bergabung ke Borneo FC. Ini soal membangun ekosistem bersama,” pungkasnya.





