JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan harapannya agar Timnas Indonesia dapat membalas kekalahan telak 10-0 yang diderita dari Bahrain pada 2012 silam. Kekalahan tersebut terjadi dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia, dan Indonesia akan kembali menghadapi Bahrain pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Pertandingan antara Bahrain dan Indonesia ini akan digelar di Stadion Nasional Bahrain pada Kamis, 10 Oktober 2024, pukul 23.00 WIB. Laga ini menjadi momen yang dinanti, mengingat pertemuan terakhir kedua tim berakhir dengan skor mencolok yang tak terlupakan.
Erick menjelaskan bahwa kekalahan besar pada tahun 2012 itu terjadi akibat situasi sepak bola nasional yang tengah mengalami dualisme kompetisi. Pada masa itu, terdapat dua liga yang berjalan bersamaan, yang mengakibatkan para pemain terbaik dari kedua liga tidak dapat memperkuat Timnas Indonesia. Kondisi ini, menurut Erick, wajar jika berujung pada hasil buruk.
Namun, Erick menegaskan bahwa kekalahan tersebut harus menjadi pelajaran penting bagi sepak bola Indonesia. Ia juga menyebutkan bahwa pelatih Timnas saat ini, Shin Tae-yong, mungkin tidak mengetahui kejadian itu secara rinci karena peristiwa tersebut terjadi 12 tahun yang lalu, saat terjadi dualisme di PSSI dan liga sepak bola.
Erick Thohir optimistis bahwa kondisi Timnas Indonesia kini sudah jauh lebih baik dibandingkan pada masa itu. Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Tim Garuda telah mengalami kemajuan signifikan, dan ia berharap para pemain, termasuk Jay Idzes dan rekan-rekan, dapat memberikan balasan yang setimpal kepada Bahrain dalam pertandingan kali ini.
“Mudah-mudahan Coach Shin Tae-yong dan para pemain memiliki semangat balas dendam yang positif,” ujar Erick. Namun, ia juga mengingatkan bahwa Bahrain sebagai tuan rumah harus diwaspadai, terutama mengingat banyaknya kartu yang muncul saat Bahrain berhadapan dengan Australia sebelumnya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa Timnas Indonesia kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Dulu, Indonesia kerap dianggap sebagai “anak bawang” oleh negara lain, tetapi kini situasinya berbeda. Tim Garuda kini mulai diakui sebagai kuda hitam yang berpotensi mengejutkan lawan-lawannya di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Dulu, kita sering dianggap belum bermain sepak bola yang proper, tapi sekarang, dengan peningkatan standar permainan kita, jika ada ketidakadilan di lapangan, pihak lawan harus berpikir dua kali,” pungkas Erick Thohir.
Pertandingan melawan Bahrain ini menjadi kesempatan emas bagi Timnas Indonesia untuk membuktikan diri dan meraih hasil yang lebih baik, sekaligus membawa nama Indonesia bersinar di panggung sepak bola dunia.
