SLEMAN, TINTAHIJAU.com — PSM Makassar harus menelan pil pahit setelah kalah 1-3 dari tuan rumah PSS Sleman dalam laga pekan ke-31 Liga 1 2024/2025 yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (3/5/2025) malam. Namun, bukan hanya hasil pertandingan yang menjadi sorotan, melainkan juga berbagai keputusan wasit yang dinilai merugikan tim tamu.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, menyuarakan kekecewaannya dalam konferensi pers pascalaga. Ia secara terbuka mengkritik kepemimpinan wasit Nendi Rohaendi serta penggunaan Video Assistant Referee (VAR) yang menurutnya merugikan timnya sejak awal pertandingan. Salah satu momen krusial yang disorot adalah dianulirnya gol Yuran Fernandes pada menit ke-13 melalui intervensi VAR.
Sebelum menyampaikan pernyataannya kepada media, tim PSM sempat menunda sesi konferensi pers untuk menyiapkan bukti berupa tayangan ulang video. Tavares dan Yuran bahkan datang membawa laptop guna menunjukkan sejumlah cuplikan insiden yang dinilai memperlihatkan ketidakadilan dalam pengambilan keputusan wasit.
“Kalian bisa lihat para pemain bermain penuh totalitas. Tapi wasit memiliki pengaruh yang besar di pertandingan ini, sebagaimana yang terlihat dalam video ini,” kata Tavares kepada wartawan.
Tavares melanjutkan, jika jalannya pertandingan sudah ditentukan seperti itu, seharusnya tim diberi tahu sebelumnya. “Kalau memang akan begini hasilnya, kenapa tidak langsung saja bilang? Kami bisa kirim tim U18 saja ke sini, saya dan para pemain bisa tetap di rumah,” ucap pelatih asal Portugal itu dengan nada kesal.
Ia juga menyoroti faktor kelelahan pemain akibat padatnya jadwal pertandingan tanpa jeda istirahat, yang berdampak pada performa di babak kedua. “Babak kedua tidak mudah, pemain kelelahan dan emosi mereka memuncak. Beberapa bahkan ingin meninggalkan lapangan,” ujarnya.
Tak hanya pelatih, bek PSM Yuran Fernandes juga melontarkan kritik keras terhadap kepemimpinan wasit. Ia menilai keputusan-keputusan wasit terlalu memihak dan merusak semangat fair play.
“Semua orang bisa lihat apa yang terjadi. Wasit datang ke sini seolah untuk membantu Sleman,” ungkap Yuran.
Ia menambahkan bahwa kualitas wasit dalam pertandingan tersebut sangat buruk dan tidak mencerminkan standar profesional Liga 1. “Wasit ini tidak layak di Liga 1. Saya harap dia keluar saja hingga Liga 4. Tak ada panduan, tak ada rasa hormat untuk kedua tim,” tegasnya.
Dalam laga tersebut, PSM sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Nermin Haljeta pada menit ke-24. Namun PSS mampu bangkit dengan mencetak tiga gol balasan masing-masing melalui Dominikus Dion (26′), Marcelo Cirino (36′), dan Gustavo Tocantins (60′). Hasil ini membuat PSM tertahan di peringkat ke-9 klasemen sementara dengan 44 poin.
Kekalahan ini menambah tekanan bagi PSM Makassar yang tengah berjuang menembus posisi lima besar, sementara PSS Sleman memperkuat peluang mereka menjauh dari zona degradasi.