PURWAKARTA, TINTAHIJAU.COM — Penataan kawasan Jalancagak-Ciater Subang oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai masuk ke tahap eksekusi.
Salah satu langkah besar dalam program ini adalah penggusuran terhadap 800 bangunan liar yang berdiri di sepanjang jalur provinsi dari Desa Tambakan (Kecamatan Jalancagak) hingga Kecamatan Ciater.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Subang Reynaldy Putra Andita dalam rapat koordinasi lintas daerah bersama Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi di Gedung Bale Sri Baduga, Purwakarta, Rabu (18/6/2025).
Kang Rey menegaskan Pemerintah Kabupaten Subang telah mendata sebanyak 800 pedagang yang menempati jalur tersebut, dan mereka akan direlokasi ke lokasi yang lebih baik dengan skema dukungan berupa uang duduk selama dua bulan masa transisi.
“Khusus untuk Subang, 800 pedagang sudah kita data dari mulai Tambakan sampai ke Ciater. Mereka nanti akan kita relokasi ke tempat yang lebih baik,” ungkapnya
Untuk meringankan beban para korban penggusuran, Pemkab Subang menyiapkan skema bantuan berupa “uang duduk” selama dua bulan agar warga yang terdampak masih bisa bertahan selama proses transisi.
“Pemerintah juga menyiapkan uang duduk selama dua bulan. Tapi mohon sabar, karena ini prosesnya sedang berjalan dan bukan hanya Subang yang ditata. Ini betul-betul menjadi perhatian khusus Pak Gubernur terkait penataan kawasan Ciater,” lanjutnya.
Ratusan bangunan tersebut diketahui berdiri di atas lahan milik negara dan PTPN, banyak yang berada di bantaran sungai atau tepi jalan utama. Keberadaannya selama ini dianggap mengganggu fungsi ruang, estetika kawasan wisata, dan menyalahi aturan tata ruang.
Dalam kesempatan itu, Kang Rey juga menegaskan komitmen Pemkab Subang untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa kawasan industri yang berkembang pesat di Subang tidak boleh mengganggu keberadaan zona hijau.
“Kita harus pilah pilih. Zona industri di Subang itu banyak, makanya zona industri jangan sampai mengganggu lahan hijau. Kita coba memetakan agar semuanya tetap seimbang,” tegas Kang Rey.
Rapat tersebut juga membahas proyek strategis lain seperti jalur Sanggabuana, pemanfaatan lahan tidur, dan pengembangan pariwisata di wilayah Bogor dan Bandung Barat.
Hadir dalam pertemuan itu kepala daerah dari delapan kabupaten/kota se-Jawa Barat yaitu Purwakarta, Karawang, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Bandung Barat, dan Kota Bekasi.