BI Sebut Utang Luar Negeri RI di 2023 Naik, Rp6.350,76 triliun

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pada triwulan IV tahun 2023, Bank Indonesia mencatat bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai angka yang signifikan, yakni sebesar 407,1 miliar dolar AS, atau sekitar Rp6.350,76 triliun jika dirupiahkan.

Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,7% dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya (Juli-September 2023). Peningkatan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh transaksi ULN sektor publik, yang meliputi ULN pemerintah dan ULN swasta.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa ULN pemerintah pada akhir triwulan IV 2023 mencapai 196,6 miliar dolar AS, menandai pertumbuhan sebesar 5,4% dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, terutama dari pinjaman multilateral, yang digunakan untuk mendukung berbagai program dan proyek di Indonesia.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga kredibilitas dengan memastikan pembayaran pokok dan bunga utang dilakukan tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.

Pembiayaan dari ULN difokuskan untuk mendukung sektor produktif dan belanja prioritas, seperti sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

Sementara ULN swasta pada akhir triwulan IV 2023 mencapai 197,0 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 1,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama berasal dari lembaga keuangan dan perusahaan non-keuangan, yang menunjukkan kontraksi dalam pengambilan utang.

Meskipun demikian, struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat, dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

ULN Indonesia memiliki rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,7%, dengan dominasi ULN jangka panjang mencapai 86,6% dari total ULN.

Hal ini mencerminkan upaya untuk memastikan bahwa utang yang diambil dapat dikelola dengan baik dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan terkait ULN, baik pemerintah maupun sektor swasta perlu terus memperhatikan keberlanjutan pengelolaan utang, menjaga keseimbangan antara pembiayaan dan pengembangan ekonomi, serta memastikan bahwa penggunaan dana dari ULN benar-benar efektif dan efisien untuk memacu pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini