Pemerintahan

Bicara Indonesia Emas 2045, Pj Gubernur Jabar Soroti Soal BIJB Majalengka dan Pengolahan Persampahan

×

Bicara Indonesia Emas 2045, Pj Gubernur Jabar Soroti Soal BIJB Majalengka dan Pengolahan Persampahan

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, TINTAHIJAU.COM – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyampaikan berbagai catatan penting mengenai tantangan dan potensi pembangunan di Jawa Barat.

Hal ini disampaikan alam acara bertajuk “Kolaborasi Pembangunan di Jawa Barat Menuju Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta.

Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat, tokoh masyarakat, serta Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.

Momentum ini menjadi ajang silaturahmi dan penguatan sinergi antara berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan Jawa Barat menuju visi Indonesia Emas 2045.

Bey Machmudin menjelaskan tugas utamanya sebagai Penjabat Gubernur, yaitu memastikan kelancaran pemerintahan sambil menjaga stabilitas jelang Pemilu Serentak 2024.

Ia menegaskan komitmennya untuk menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan memastikan Pemilu berlangsung aman, damai, serta adil.

“Saat pertama kali menjabat, fokus saya adalah mempersiapkan Pemilu Serentak. Namun, komunikasi dengan berbagai pihak menjadi prioritas, termasuk dengan DPR RI dari Dapil Jawa Barat, agar pembangunan di Jawa Barat dapat diakselerasi,” ungkapnya.

Bey menyoroti beberapa isu strategis yang menjadi perhatian Pemda Provinsi Jawa Barat, salah satunya adalah Bandara Internasional Kertajati. Menurutnya, bandara yang memiliki potensi besar tersebut masih menghadapi berbagai kendala, terutama minimnya rute penerbangan domestik.

“Kertajati saat ini masih menjadi tantangan bagi Pemprov karena penyertaan modal dari APBD lebih banyak terserap untuk operasional, bukan pengembangan. Meski sudah ada rute internasional seperti Scoot Airlines dari Singapura dan penerbangan haji, jumlah penumpang belum signifikan,” kata Bey.

Namun, ia optimistis terhadap pengembangan Kertajati sebagai hub kargo, dengan rencana pengiriman perdana dari Australia pada 28 Januari mendatang. Ia menegaskan perlunya dukungan lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan operasional bandara ini.

Selain itu, pengelolaan persampahan di kawasan Bandung Raya juga menjadi perhatian. Bey menyebut proyek Legok Nangka sebagai salah satu solusi jangka panjang. Proyek ini dirancang menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas besar. Namun, proyek tersebut masih terkendala kesepakatan jual beli listrik dengan PLN.

“Kami masih menunggu lampu hijau dari Kejaksaan untuk menyelesaikan kesepakatan ini,” tambah Bey