BIJB Kertajati Disebut Jadi Beban APBD, Bupati Majalengka Tawarkan Jurus Khusus

MAJALENGKA, TINTAHIJAU.com — Pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang menjadi beban bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat mendapat respons langsung dari Bupati Majalengka, Eman Suherman. Meski memahami keluhan gubernur, Eman menegaskan pentingnya strategi bersama untuk menghidupkan kembali bandara kebanggaan warga Jabar tersebut.

“Kita tahu bahwa BIJB ini milik Pemprov Jawa Barat. Dan hari ini keberadaannya belum memberikan dampak yang maksimal terhadap ekspektasi yang kita harapkan,” ujar Eman saat ditemui wartawan di Majalengka, Selasa (10/6).

Gubernur Dedi sebelumnya mengungkapkan bahwa operasional BIJB menyedot dana APBD hingga Rp60 miliar per tahun. Menanggapi hal tersebut, Eman menyebut bahwa biaya operasional bandara memang tidak kecil dan sangat wajar jika menjadi perhatian serius pemerintah provinsi.

“Biaya operasional untuk bandara itu besar banget. Untuk listrik, untuk pegawai, untuk pajak, dan lain-lain. Saya sangat memahami itu,” kata Eman.

Namun demikian, Eman tetap optimistis. Ia menyebut bahwa BIJB masih memiliki potensi besar untuk berkembang, asalkan seluruh pemangku kepentingan bersinergi dan mengambil langkah konkret. Eman mengaku telah berdiskusi langsung dengan Gubernur Dedi Mulyadi untuk menyatukan komitmen demi meramaikan kembali aktivitas di BIJB.

Sebagai kepala daerah, Eman menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan BIJB melalui ruang kewenangan yang dimiliki Pemkab Majalengka. Salah satu strategi yang diusulkan adalah dengan mengembangkan sektor-sektor pendukung di luar kawasan bandara.

“Kami akan fokus pada pengembangan empat sektor utama, yakni bisnis, keluarga, wisata, dan kegiatan dinas. Keempat sektor ini menjadi alasan orang datang dan pergi lewat bandara,” ungkapnya.

Di sektor pariwisata, Eman menyoroti potensi besar yang dimiliki Majalengka dengan berbagai destinasi alam yang menarik. Ia menyatakan bahwa Pemkab tengah gencar menata destinasi-destinasi tersebut agar lebih menarik minat wisatawan.

Sementara dari sisi pendidikan, Eman mencontohkan kehadiran Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) di Majalengka sebagai magnet baru. Ia juga berharap Universitas Majalengka bisa naik status menjadi universitas negeri agar mampu menarik lebih banyak mahasiswa dari luar daerah.

“Bandung ramai karena banyak perguruan tinggi. Kami pun sedang berupaya ke arah itu,” jelasnya.

Lebih jauh, Eman mendorong kebijakan khusus agar perjalanan dinas aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jabar lebih diarahkan untuk menggunakan BIJB. Menurutnya, jika seluruh kegiatan dinas dari dan ke luar Jawa diwajibkan melalui Kertajati, maka secara perlahan aktivitas bandara akan meningkat.

“Harus ada kebijakan yang mewajibkan kegiatan dinas menggunakan fasilitas BIJB. Ini bisa menjadi langkah awal yang strategis,” tegasnya.

Eman menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa keberhasilan BIJB bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemprov Jawa Barat, tapi juga kabupaten/kota dan seluruh elemen masyarakat.

“Ini wajah kita bersama. Kalau ini bisa dimaksimalkan, saya yakin BIJB bisa menjadi kebanggaan dan kekuatan ekonomi baru untuk Jawa Barat,” pungkasnya.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini