SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Percekcokan antara seorang guru dan orang tua siswa di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, viral di media sosial. Perselisihan itu dipicu dugaan tindakan guru yang menampar siswa karena datang terlambat ke sekolah.
Peristiwa ini melibatkan Guru Rana Setiaputra dan orang tua siswa Deni Rukmana, yang juga dikenal sebagai content creator. Insiden tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah ke media sosial dan menjadi sorotan publik, bahkan sampai diketahui oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Heri Sopandi, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa pihak sekolah sebenarnya sudah menyelesaikan persoalan itu sebelum video viral beredar.
“Terkait dengan kejadian yang cukup viral di SMPN 2 Jalancagak, sebetulnya kepala sekolah sudah melaporkan kejadian ini kepada kami. Sebelum viral, persoalan itu sudah diselesaikan antara pihak sekolah dan orang tua,” ujar Heri Sopandi.
Namun, lanjutnya, setelah penyelesaian awal tersebut, kembali muncul kesalahpahaman antara pihak guru dan orang tua sehingga video cekcok di ruang guru kembali menjadi sorotan publik.
“Entah bagaimana, di belakang itu terjadi lagi kesalahpahaman atau ketidakpuasan, sehingga jadi viral karena ditayangkan di media sosial,” tambahnya.
Heri menegaskan pentingnya komunikasi dan kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua dalam mendidik anak. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak.
“Orang tua harus berkoordinasi dengan kepala sekolah bagaimana mendidik anak bersama-sama. Pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga tanggung jawab orang tua,” tegasnya.
Menurut Heri, siswa yang menjadi korban penamparan tetap melanjutkan kegiatan belajar seperti biasa karena persoalan ini lebih pada kesalahpahaman emosional antara guru dan orang tua.
“Untuk anaknya, laporan pertama yang kami terima, masih bersekolah seperti biasa. Ini hanya kesalahpahaman, emosi dari orang tua dan mungkin juga emosi dari guru yang muncul secara spontan,” katanya.
Dinas Pendidikan, sambung Heri, mengimbau agar sekolah dan orang tua dapat menjaga komunikasi yang baik dan saling memberi informasi terkait perkembangan anak.
“Kepala sekolah harus berkolaborasi dengan orang tua, saling menginformasikan apa yang menjadi kelemahan anak di sekolah dan di rumah. Ini harus disinkronkan agar anak-anak kita bisa berhasil dalam pendidikan,” pungkasnya.





