Melihat perkembangan desa yang dipimpin Hoho, KDM pun merasa setuju jika dana desa naik Rp 2-5 miliar. “Asal desanya dikelola seperti Kades Hoho ini,” katanya.
Nantinya dana desa yang besar tersebut bisa digunakan untuk membangun desa hingga memiliki investasi. Ia mencontohkan jika investasi desa sudah sampai Rp 20 miliar maka per tahun akan memperoleh dividen menyentuh Rp 3 miliar.
“Kalau seperti itu ke depan desa yang sudah punya investasi tidak perlu lagi diberi atau dikurangi dana desanya karena sudah mandiri,” ujarnya.
Menurut KDM, Kades Hoho tidak nyentrik dengan tato di sekujur tubuhnya, tapi kepemimpinannya pun dianggap berhasil.
“Kades Hoho itu bukan hanya urusan tatonya saja yang nyentrik tapi kepemimpinannya juga keren. Yang ditato bukan hanya tangannya, tapi ternyata desanya pun ditato penuh warna segala ada, segala punya, inilah desa kaya,” ucap KDM.
Sementara itu Kades Hoho berharap ke depan kenaikan dana desa bisa benar-benar terealisasi terutama bagi desa yang sudah mulai berkembang.
“Kalau dana desa naik saya berharap desa bisa lebih maju lagi. Semua kegiatan mulai dari infrastruktur bisa kita kerjakan sendiri kalau desa itu mandiri,” pungkas Hoho.
