JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Retret kepala daerah kembali menjadi perbincangan hangat. Setelah gelombang pertama digelar, kini rencana gelombang kedua mulai dibahas. Namun, ada suara kritis dari pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo, yang mengusulkan agar acara ini digelar di auditorium Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) saja. Alasannya? Efisiensi anggaran!
Menurut Agus, tidak ada alasan untuk mengadakan retret di lokasi jauh seperti Magelang jika fasilitas di Kemendagri sendiri sudah cukup memadai. “Kan punya aula besar, orangnya juga pasti tidak banyak. Jadi, buat apa jauh-jauh ke Magelang? Mau piknik, kan?” ujar Agus dalam sebuah wawancara di Kompas TV.
Tujuan Retret vs. Realita Anggaran
Secara konsep, retret ini memang bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada kepala daerah mengenai program lima tahun ke depan. Namun, Agus menyoroti bahwa keberhasilan pelaksanaan program tetap bergantung pada ketersediaan anggaran di daerah masing-masing. “Pada akhirnya, menjalankannya bagaimana? Kan harus ada anggaran. Nah, ini yang menurut saya perlu dicek,” tambahnya.
Bukan tanpa alasan, kritik terhadap efisiensi anggaran dalam penyelenggaraan retret ini cukup beralasan. Jika memang retret kedua hanya diadakan untuk mereka yang belum sempat hadir sebelumnya, mengapa harus dalam bentuk retret lagi? Mengingat biayanya tentu tidak sedikit.
Perlukah Retret Gelombang Kedua?
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyatakan bahwa retret kepala daerah gelombang kedua akan segera digelar setelah Lebaran. Retret ini diperuntukkan bagi kepala daerah yang sebelumnya absen karena masih bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK). Meski belum dipastikan akan diadakan di Magelang atau lokasi lain, yang jelas program ini bertujuan untuk menyamakan frekuensi para kepala daerah dengan prioritas pemerintah pusat.
Namun, pertanyaannya tetap: apakah tidak ada cara lain yang lebih hemat untuk mencapai tujuan tersebut? Apakah retret ini benar-benar menjadi ajang pembekalan serius atau justru berubah menjadi ‘liburan terselubung’?
Jika efisiensi anggaran benar-benar menjadi perhatian utama, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan opsi lain, seperti pembekalan secara daring atau memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Karena pada akhirnya, esensi dari retret bukanlah di mana lokasinya, tetapi sejauh mana kepala daerah bisa memahami dan mengimplementasikan program pemerintah dengan baik.