SUBANG, TINTAHIJAUCOM- Sekda Subang selaligus Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Subang Asep Nuroni menyebutkan jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Subang mengalami peningkatan.
Asep menyebutkan hingga 12 September 2024, tercatat terjadi penambahan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Subang sebanyak 226 kasus. Dari jumlah tersebut beberapa diantaranya adalah anak balita yang tertular.
Asep berharap kondisi ini dapat segera ditekan karena dampaknya yang meluas, mulai dari kesehatan hingga sosial.
“Hingga 12 September 2024, tercatat kenaikan sebanyak 226 kasus, dengan 71 di antaranya melibatkan rentang usia 1-24 tahun. Hal ini tentu berdampak pada berbagai aspek, seperti kesehatan, pendidikan, hingga sosial,” jelas Asep.
Asep menyampaikan pesan agar semua pihak ikut berperan aktif dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS, termasuk menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
“Pak Bupati menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, terutama tenaga pendidik, untuk aktif menyuarakan kesadaran di lingkungannya. Dengan begitu, kita dapat menekan angka penularan HIV/AIDS sekaligus menghilangkan stigma dan diskriminasi,” ujarnya.
Hal ini disampaikan Asep pada saat membuka Seminar HIV dan AIDS bagi Tenaga Pendidik yang bertempat di Aula Oman Syahroni, Senin (2/12/2024).
Seminar yang dibuka secara resmi oleh Kang Asep Nuroni ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Sanding Bayu (Pemerhati HIV Nasional), Husni Mubarak, dan dr. Maxi, S.H., M.HKes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang).
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Subang dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember. Seminar ini mengusung tema “Hak Setara untuk Semua”.
Sekretaris 1 Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Subang Tatang Abdul Kudus menyampaikan bahwa seminar ini dilatarbelakangi keprihatinan terhadap tingginya angka kasus HIV di Kabupaten Subang, yang didominasi oleh kelompok usia produktif.
“Kasus HIV di Subang didominasi oleh usia produktif, termasuk bayi, balita, anak-anak, dan remaja. Hal ini tentu memprihatinkan, mengingat anak-anak adalah generasi penerus bangsa,” ungkapnya.
Dia berharap, melalui seminar ini, tenaga pendidik di Kabupaten Subang dapat meningkatkan pemahaman terkait HIV/AIDS sehingga mampu berkontribusi dalam menekan penularan penyakit tersebut.
“Perilaku berisiko yang memicu penularan HIV/AIDS menjadi tantangan besar di Subang, terutama dalam menghadapi era industri. Dengan pembekalan ini, kami berharap tenaga pendidik dapat berperan aktif dalam membangun kesadaran dan pencegahan di lingkungannya masing-masing,” jelasnya.