Majalengka Catat Investasi Rp2 Triliun, Sinyal Kuat Geliat Ekonomi Daerah

‎Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Kabupaten Majalengka terus menunjukkan geliat ekonomi yang kian menjanjikan. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat, realisasi investasi di Majalengka sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai Rp2,09 triliun dengan total 1.697 laporan kegiatan penanaman modal (LKPM).

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp1,17 triliun berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Rp921,58 miliar dari Penanaman Modal Asing (PMA).

Ahli Madya Penata Kelola Penanaman Modal DPMPTSP Majalengka, Tatang Gustawan, menyebut capaian tersebut tak lepas dari konsistensi pemerintah daerah dalam memperkuat iklim usaha dan mempercepat layanan perizinan.

“Kami terus berinovasi dalam pelayanan agar investor nyaman dan percaya menanamkan modalnya di sini,” ujar Tatang, Selasa (11/11/2025).

Sementara itu, Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengapresiasi tren positif tersebut. Ia menilai investasi di Majalengka kini mulai merata di berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur, pertanian modern, hingga pariwisata.

“Pertumbuhan investasi di atas Rp2 triliun ini menjadi bukti bahwa Majalengka semakin dilirik investor. Kami ingin investasi yang masuk benar-benar berdampak ke masyarakat melalui lapangan kerja dan peningkatan ekonomi lokal,” tutur Eman.

Eman menambahkan, keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dan Tol Cipali menjadi faktor strategis yang memperkuat daya tarik Majalengka di mata investor.

“Letak strategis Majalengka adalah modal besar. Tugas kami memastikan birokrasi tetap cepat dan bersih agar kepercayaan investor terus terjaga,” tegasnya.

Untuk menampung arus investasi berikutnya, Pemkab Majalengka juga berencana memperluas kawasan industri baru yang berorientasi pada sektor berkelanjutan dan padat karya.

Dengan tren positif ini, pemerintah daerah optimistis realisasi investasi hingga akhir 2025 dapat menembus Rp3 triliun.

“Target itu realistis, tapi yang lebih penting adalah pemerataan manfaatnya bagi masyarakat,” pungkas Eman.