JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, kembali mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan mengatur energi selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Imbauan ini disampaikan dalam acara Bincang Haji 1446 H bersama para pemimpin redaksi di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 6 Mei 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin menyoroti kebiasaan sebagian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang cenderung mewajibkan jemaahnya melaksanakan Salat Arbain selama berada di Madinah. Ia menegaskan bahwa amalan tersebut bukan bagian dari rukun atau kewajiban dalam ibadah haji.
“Kami juga menyampaikan dalam manasik haji, jangan oleh pimpinan KBIH itu seolah-olah mewajibkan Arbain di Masjid Madinah itu,” ujarnya.
Salat Arbain sendiri adalah praktik menjalankan salat fardhu sebanyak 40 waktu secara berjamaah di Masjid Nabawi. Meski merupakan amalan yang memiliki nilai spiritual tinggi, Nasaruddin mengingatkan agar jemaah tidak mengorbankan energi mereka demi mengejar amalan sunnah, sementara kewajiban utama haji justru terabaikan.
“Habis energinya untuk mengejar Arbain, tapi saat wajibnya habis tenaganya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menag juga mengingatkan jemaah untuk mengikuti arahan petugas haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah di Tanah Suci, termasuk dalam hal melempar jumrah. Ia menyatakan bahwa meski ada waktu-waktu afdal untuk melontar jumrah, yang utama tetaplah keselamatan dan pemenuhan kewajiban fardhu.
“Dalam kondisi darurat, yang kita harus pentingkan adalah yang fardhunya,” tegas Nasaruddin.
Imbauan ini ditujukan agar para jemaah dapat menunaikan ibadah haji secara lancar, sehat, dan khusyuk, dengan mengedepankan pelaksanaan ibadah yang wajib dan tidak memaksakan diri menjalankan amalan sunnah dalam kondisi fisik yang tidak memungkinkan.
Dengan demikian, pemerintah berharap agar seluruh jemaah dan pimpinan KBIH dapat bekerja sama memastikan keselamatan dan kenyamanan selama proses ibadah haji, demi mewujudkan haji yang mabrur dan penuh makna.
Sumber: KOMPAS.tv