SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., akhirnya angkat bicara menanggapi isu liar yang menyebut dirinya meminta setoran uang hingga Rp100 juta dari pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang.
Isu tersebut mencuat setelah sebuah media online memberitakan adanya dugaan permintaan uang dari pejabat Dinas Kesehatan kepada Bupati Subang melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Menanggapi hal itu, Bupati Reynaldy dengan tegas menyebut tudingan tersebut sebagai fitnah dan tidak berdasar.
“Kalau ada isu yang mengatakan saya menerima uang Rp50 juta sampai Rp100 juta, itu tidak benar. Bisa ditanyakan langsung kepada seluruh kepala OPD, pernah nggak saya minta uang? Bahkan makan pun saya sering bayar sendiri, tidak pernah minta dibayarin kepala dinas,” tegas Bupati Reynaldy.
Menurutnya, tudingan itu sangat menyakitkan dan jauh dari fakta. Ia menegaskan selama memimpin Kabupaten Subang, seluruh proses rotasi dan mutasi jabatan dilakukan secara profesional dan transparan, bukan atas dasar setoran atau kepentingan pribadi.
“Namanya rotasi-mutasi itu tidak seperti dulu yang bisa tiba-tiba. Sekarang semua ada tahapannya, bisa memakan waktu sampai dua bulan. Bahkan baru di masa saya, setiap calon pejabat eselon II diwajibkan ikut uji kompetensi yang melibatkan pansel profesional, akademisi, dan guru besar,” jelasnya.
Bupati juga menyinggung soal salah satu pejabat eselon II yang memilih mengundurkan diri setelah proses rotasi. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan keputusan tersebut, selama didasari alasan yang jujur dan bukan karena menyebarkan fitnah.
“Kalau ada yang mundur, saya tidak keberatan. Tapi kalau alasannya karena tidak mau setor ke bupati, saya bingung, setor ke siapa? Kalau memang benar ada setoran bulanan, kenapa nggak mundur dari dulu waktu masih menjabat Kadinkes?” ujarnya.
Bupati Reynaldy mengaku kecewa masih ada ASN yang tidak bersikap profesional. Padahal, kata dia, setiap aparatur negara sudah disumpah untuk siap ditempatkan di mana saja.
“ASN itu harus siap ditempatkan di mana pun. Kalau karena dipindah lalu marah dan memfitnah, itu bukan sikap profesional,” tegasnya
Lebih lanjut, ia juga menepis isu lain yang menyebut dirinya gemar hidup mewah dan meminta fasilitas pribadi dari bawahannya.
“Saya sakit hati, karena bahkan ada yang bilang saya minta moge (motor gede). Padahal saya sudah punya motor dan mobil jauh sebelum jadi bupati. Jadi kalau ada yang bilang untuk memenuhi gaya hidup hedon saya minta setoran, itu sama sekali tidak benar,” ungkapnya.
Bupati Reynaldy menegaskan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam jika fitnah ini terus digulirkan. Ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan rasa kecewa pribadi untuk menjatuhkan nama baik pemerintah daerah.
“Saya sampaikan dengan tegas, jangan karena sakit hati lalu memfitnah. Jangan menciptakan stigma seolah di Pemkab Subang masih ada praktik setoran jabatan. Bersama saya, praktik seperti itu sudah saya hilangkan,” tutupnya.





