SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kondisi Pasar Inpres Pamanukan yang dinilai kumuh dan kotor kembali menuai sorotan masyarakat, terutama saat musim hujan tiba.
Keluhan itu muncul melalui berbagai saluran pengaduan, termasuk media sosial, dan salah satunya dikirim ke Lapor Kang Rey! di Akun Instagram Bupati Subang Reynaldy Putra.
Aduan itu dilanjutkan ke pihak Pemerintah Kecamatan Pamanukan. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Pamanukan langsung bergerak cepat.
Melalui akun Instagram resminya, @kec.pamanukansubangofficial, pihak kecamatan menyatakan bahwa Camat Pamanukan telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, Perdagangan, Pasar, dan Pertanian (DKUPP) Kabupaten Subang.
“Pemerintah Kecamatan Pamanukan telah berkoordinasi dengan DKUPP Kabupaten Subang selaku pihak yang berwenang dalam penataan pasar. Camat Pamanukan juga telah menyampaikan langsung hal ini kepada UPT Pasar Pamanukan,” tulis akun resmi kecamatan.
Dalam keterangannya, pihak kecamatan menegaskan bahwa kewenangan penuh atas penataan pertokoan dan pasar berada di bawah kendali DKUPP Subang. Meski demikian, Pemcam Pamanukan berkomitmen untuk terus menyuarakan dan mengawal aspirasi warga demi perbaikan fasilitas publik di wilayahnya.
“Kami terus mengawal dan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada instansi terkait agar penataan pasar berjalan optimal demi kenyamanan bersama,” tambah pernyataan itu.
Sementara itu, Kepala DKUPP Kabupaten Subang, Bambang Suhendar, membenarkan bahwa kondisi Pasar Inpres Pamanukan memang sudah tidak layak dan memerlukan revitalisasi total. Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama.
“Pasar Inpres Pamanukan memang di bawah pengelolaan DKUPP. Kondisinya saat ini memang sudah kurang layak dan perlu revitalisasi. Tapi dengan kemampuan keuangan Pemda Subang yang terbatas, hal itu belum bisa dilakukan,” kata Bambang.
Sebagai solusi, pihak DKUPP telah mengajukan permohonan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun hingga kini, belum ada kepastian dari Pemprov.
“Kita juga sudah menawarkan kerja sama dengan pihak pengembang, tapi sampai saat ini belum ada yang berminat,” ungkapnya.
Bambang menambahkan, pihaknya tetap membuka ruang kerja sama dan siap berdiskusi dengan berbagai pihak yang memiliki komitmen untuk menata dan membenahi pasar tradisional terbesar di wilayah Pantura Subang tersebut.