JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Pemerintah berencana melakukan audit menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia, terutama yang berusia tua dan berpotensi rawan ambruk. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
“Kita akan melakukan audit pesantren-pesantren tua, terutama yang usianya di atas 100 atau bahkan 200 tahun. Pemerintah akan berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum, Pak Dody Hanggodo, untuk melakukan audit bangunan dan mencarikan anggaran renovasinya,” ujar Cak Imin, seperti dipantau dari Breaking News KompasTV.
Ia menegaskan, prioritas audit akan diberikan kepada pesantren dengan kondisi bangunan paling rawan dan berusia paling tua. Langkah ini diambil menyusul insiden ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 September lalu.
“Pesantren di Sidoarjo itu berdiri sejak tahun 1915. Banyak pesantren di Indonesia yang juga didirikan sebelum kemerdekaan dan tentu membutuhkan perhatian khusus,” kata Cak Imin.
Menurut data yang disampaikan, Indonesia saat ini memiliki 42.369 pondok pesantren dengan total sekitar 9,8 juta santri. Selain itu, terdapat 344.130 lembaga pendidikan berbasis pesantren, termasuk Madrasah Diniyah sebanyak 104.204 dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an sebanyak 194.901.
Cak Imin menambahkan, pihaknya bersama Kementerian Agama tengah melakukan pendataan terhadap seluruh pondok pesantren di Tanah Air untuk mengidentifikasi bangunan yang rawan dan membutuhkan perbaikan segera.
“Saya bersama Pak Menteri Agama sedang mendata seluruh pesantren, terutama yang tua dan rawan. Kami akan bergerak cepat untuk mengambil langkah penanganan terbaik,” tegasnya.
Langkah audit ini menjadi bentuk tanggung jawab pemerintah dalam memastikan keselamatan santri dan tenaga pendidik di lembaga pendidikan keagamaan yang tersebar di seluruh Indonesia.