JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Pemerintah tengah merampungkan paket stimulus ekonomi yang akan berlaku hingga akhir 2025. Paket ini mencakup delapan program utama dan empat program tambahan yang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat, memperkuat dunia usaha, serta mendukung penciptaan lapangan kerja.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa penyusunan paket stimulus dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. “Kita membahas terkait dengan paket ekonomi yang diminta Bapak Presiden untuk segera disiapkan. Program ini sedang difinalisasi bersama Menteri Keuangan agar pos anggarannya jelas,” kata Airlangga dalam keterangan resmi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/9).
Isi Paket Stimulus
Adapun delapan program utama dalam paket stimulus ekonomi tersebut meliputi:
- Magang berbayar bagi lulusan baru untuk menjembatani dunia pendidikan dan industri.
- Perluasan insentif PPh Pasal 21 DTP, mencakup sektor perhotelan, restoran, dan katering (horeka) selain industri padat karya.
- Perpanjangan bantuan pangan selama tiga bulan ke depan.
- Perluasan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja lepas, termasuk mitra ojek online.
- Fasilitasi perumahan melalui BPJS Ketenagakerjaan, baik untuk pembelian maupun renovasi rumah.
- Program kerja padat karya di sektor perhubungan.
- Program padat karya di sektor perumahan.
- Insentif tambahan untuk dunia usaha agar tetap tumbuh.
Selain itu, pemerintah menyiapkan empat program tambahan yang akan diumumkan setelah rapat lanjutan awal pekan depan.
Airlangga menegaskan, stimulus ekonomi ini akan diperkuat dengan implementasi PP Nomor 28 Tahun 2025 tentang deregulasi, yang mulai berlaku pada 5 Oktober mendatang. Regulasi baru tersebut menggantikan PP 5/2021 dan menyederhanakan proses perizinan berusaha berbasis risiko melalui sistem Online Single Submission (OSS).
Kemenkeu Siapkan Anggaran
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pihaknya akan mengalokasikan anggaran untuk mendukung program stimulus hingga akhir 2025. “Pos anggaran kan bisa digeser. Nanti kita lihat mana yang kita prediksi nggak terserap sampai akhir tahun. Itu akan kami geser ke tempat yang lebih siap,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan meninjau program yang membutuhkan tambahan dana dan menyiapkan tim percepatan pembangunan agar seluruh anggaran dapat terserap secara optimal. “Semaksimal mungkin saya ingin nanti akhir tahun semua uang yang kita punya bisa dipakai secara efektif. Jadi, nggak akan ada sisa uang yang berlebihan seperti dulu lagi,” tegasnya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap perekonomian nasional dapat terus tumbuh di tengah ketidakpastian global, sekaligus memberikan perlindungan sosial dan kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.