Pemerintahan

Pemkot Bandung Serahkan Pengelolaan GBLA ke PT PBB untuk 30 Tahun ke Depan

×

Pemkot Bandung Serahkan Pengelolaan GBLA ke PT PBB untuk 30 Tahun ke Depan

Sebarkan artikel ini

BANDUNG, TINTAHIJAU.com — Pengelolaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) kini resmi berada di bawah kendali PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) setelah perjanjian kerja sama jangka panjang dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung diteken pada Juli 2024. Kesepakatan ini mencakup masa konsesi selama sekitar 30 tahun, dengan sejumlah kewajiban finansial hingga investasi besar yang menjadi tanggung jawab PT PBB melalui anak perusahaannya.

Skema Kerja Sama B to G, PT PJS Ditunjuk sebagai Pengelola

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat, Hery Antasari, mengungkapkan bahwa pengelolaan GBLA menggunakan skema Business to Government (B to G). Karena PT PBB tidak dapat langsung mengelola aset pemerintah, maka penugasan dilakukan melalui anak perusahaan mereka, PT PJS.

“Skema kerja sama ini kan B to G. PT PBB enggak bisa langsung bekerja sama, maka ada anak perusahaan namanya PT PJS untuk pengelolaan stadion selama 30 tahun,” kata Hery, Selasa (9/12/2025).

Kewajiban Finansial: Rp 2,7 Miliar Pertahun di Tiga Tahun Pertama

Dalam perjanjian tersebut, PT PBB mendapatkan masa grace period selama tiga tahun awal. Meski demikian, perusahaan tetap memiliki kewajiban finansial tetap kepada Pemkot Bandung sebesar Rp 2,7 miliar per tahun.

“Ada kewajiban ke Pemkot yang wajib. Jadi grace period dulu per tahun itu Rp 2,7 miliar,” tambah Hery.

Setelah masa tiga tahun tersebut, penerimaan Pemkot akan bersifat dinamis, mengikuti persentase pendapatan hasil pengelolaan stadion oleh PT PBB.

“Nanti setelah 3 tahun ada pemasukan tambahan lagi sesuai dengan pendapatan yang diterima PT PBB. Ada sekian persen menjadi haknya Pemkot,” jelasnya.

Pemkot Bandung Diuntungkan dari Sisi Pemeliharaan

Menurut Hery, kerja sama ini menguntungkan Pemkot Bandung. Selama ini Pemkot harus mengeluarkan sedikitnya Rp 4 miliar per tahun untuk pemeliharaan dasar GBLA, sementara standar FIFA memerlukan biaya Rp 16–18 miliar per tahun.

“Selama ini GBLA dikelola Pemkot itu mengeluarkan minimal Rp 4 miliar setahun. Padahal standar FIFA minimal Rp 16–18 miliar per tahun,” ujar Hery.

Dengan pengambilalihan penuh oleh PT PBB, seluruh biaya pemeliharaan stadion—kecuali area parkir—menjadi tanggung jawab pihak klub.

Investasi Wajib: Total Rp 32 Miliar

Selain kewajiban finansial berkala, PT PBB juga harus mengalokasikan investasi langsung sebesar Rp 32 miliar. Dana tersebut digunakan untuk perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan fasilitas stadion agar sesuai standar modern.

“Ada kewajiban investasi kurang lebih Rp 32 miliar yang harus dikeluarkan PT PBB selama masa konsesi,” ungkap Hery.

Penamaan Stadion: GBLA Tetap Harus Muncul

Hery juga membenarkan adanya wacana kerja sama PT PBB dengan investor asing, termasuk Allianz. Jika kerja sama ini terealisasi, ada kemungkinan perubahan penamaan stadion, namun unsur “GBLA” dipastikan tidak boleh dihilangkan.

“Penamaan stadion enggak boleh hilang itu GBLA-nya. Apa pun namanya nanti, GBLA tetap muncul,” tegas Hery.

Meski demikian, pembahasan masih berlangsung dan dinilai memerlukan waktu panjang karena menyangkut aspek bisnis, finansial, hingga komersial.

“Banyak hal teknis dari sisi bisnis, finansial, komersial, dan lain-lain harus dibicarakan secara tuntas. Enggak bisa dalam waktu singkat,” tutup Hery.