SUBANG, TINTAHIJAU.COM – SDIT Miftahul Ulum menjadi satu-satunya Sekolah Dasar Swasta di Kabupaten Subang yang menerima penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi Jabar
Pelaksanaan program Adiwiyata tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 05/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang menerapkan hidup peduli lingkungan. Sekolah Adiwiyata bertujuan menyadarkan warga sekolah akan lingkungan sehingga dapat turut bertanggung jawab dalam penyelamatan lingkungan. Di samping itu, sekolah Adiwiyata juga menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat kegiatan pembelajaran.
Di Kabupaten Subang, pada 2022 lalu ada sekitar tujuh Sekolah Dasar yang menerima Penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata dari Pemprov Jabar. Dari Tujuh Sekolah tersebut, hanya SDIT Miftahul Ulum yang menjadi SD Swasta yang meraih penghargaan di bidang lingkungan hidup tersebut.
“Adiwiyata ini salah satu penghargaan yang diberikan pemerintah kepada skeolah yang memperhatikan prilaku hidup sehat, diantaranya pemilihana dan pengolahan sampah,” kata Kepala SDIT Miftahul Ulum, Mulyana.
Selain itu, kata Mulyana, Sekolah dengan predikat Adiwiyata, harus ada ruang untuk hutan sekolah atau tanama obat, ada resapan air dan lainnya.
“Alhamdulillah kita urutan keempat di Provinsi, kita satu-satunya sekolah swasta di Provinsi, kemarin tahun 2022 kemarin,” kata Mulyana
Salah satu program SDIT Miftahul Ulum yang membawanya menjadi Sekolah Adiwiyata diantaranya seluruh pelajar diharuskan membawa mangkok atau piring dari rumah, tau bawari yakni bawa wadah sendiri.
Ini dilakukan guna menekan sampah pelastik atau kertas yang bersumber dari para pedagang. “Jadi dengan membawa alat sendiri, saat anak-anak jajan itu, dia pake wadah sendiri, jadi gak bawa pelastik atau kertas ke dalam, alhamdulillah ini bisa menekan drastis tumpukan sampah,” katanya.
Selain itu, program yang dilakukan adalah dengan berkebun sistem hidroponik atau berkebun dengan sistem pemanfaatan air. Sementara yang melibatkan siswa, anak-anak diajak membuat seni siluet dari sampah kertas dan lainnya.
“Anak-anak dilatih membuat siluet yang bahan bakunya dari sampah. Alhamdulillah yang ini juga kita dapat penghargaan termasuk dari provinsi,” imbuhnya.
Seni Siluet ini diajarkan di semua kelas dari kelas satu sampai kelas enam. Siluet ini berbahan dasar dari limbah. Semula, tujuan dari pembekalan keahlian tersebut guna menanamkan cinta lingkungan anak didik dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Siluet berbahan dasar limbah kresek menjadi salahsatu karya inovasi SDIT Miftahul Ulum Subang di program adiwiyata tingkat provinsi jawa barat,” kata Guru Pengajar, Ikma Kamal
Karya seni Siluet ini, imbuhnya sebagai sarana pembelajaran untuk menerapkan nilai-nilai peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan limbah sampah kresek bekas pakai para siswa. Selain itu, jelas Akna, anak-anak diajarkan untuk lebih kreatif dalam melihat barang-barang yang sifatnya sampah menjadi barang bernilai jual.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan siluet ini, papar Akna, adalah limbah kresek adalah, seperti limbah kresek berwarna hitam, putih, limbah kertas, lem fox putih, kardus bekas untuk bingkai atau pigura dan gunting.
