SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Pemerintah Kabupaten Subang menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi kawasan menuju pusat industri hijau.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si., saat menghadiri 2nd Consultative Body Meeting Program Pembangunan Pusat Industri Hijau Tahun 2025, hasil kerja sama Badan Pengelola Kawasan Rebana dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), di Laska Hotel Subang, Selasa (2/12/2025).
Pertemuan ini merupakan lanjutan pendampingan teknis dua tahun yang fokus pada transfer pengetahuan serta percepatan pengembangan kawasan.
Sekda Subang menegaskan pertemuan tersebut berada pada fase krusial dalam mewujudkan Rebana sebagai kawasan pertumbuhan modern, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
Pusat industri hijau yang tengah dirancang, kata dia, menjadi bagian dari visi masa depan yang menekankan efisiensi energi, pengurangan emisi, sirkularitas bahan baku, serta tata ruang yang terintegrasi. “Ini bukan hanya agenda industri, tapi kesejahteraan masyarakat dan keseimbangan lingkungan,” tegasnya.
Ia menyampaikan lima agenda utama Pemkab Subang dalam mendukung pengembangan kawasan. Pertama, penguatan infrastruktur dasar termasuk jalan, air baku, energi, telekomunikasi, dan fasilitas industri. Kedua, percepatan sinkronisasi tata ruang melalui pemanfaatan draft RTRW dan RDTR yang disusun JICA.
Ketiga, penguatan kolaborasi antardaerah dalam penyediaan tenaga kerja, konektivitas, dan pengelolaan lingkungan. Keempat, pemberdayaan ekonomi lokal agar UMKM masuk dalam rantai pasok industri hijau. Kelima, pengendalian dampak sosial dan lingkungan.
“Kegiatan hari ini bukan hanya membangun infrastruktur industri, tapi menyusun sistem ekonomi inklusif yang bisa menjadi model pembangunan berkelanjutan Jawa Barat,” ujarnya.
Usai pemaparan Sekda, Kepala BP Rebana, Helmy Yahya, membuka sesi paparan dengan menegaskan kesiapan kawasan memasuki fase percepatan. Ia menyebutkan sejumlah kerja sama internasional yang terus berjalan. “JICA, EU Asia, hingga beberapa negara Eropa menunjukkan ketertarikan invest di Rebana,” katanya.
Helmy menjelaskan Rebana yang mencakup enam kabupaten dan satu kota memiliki 13 kawasan industri seluas total 43,9 ribu hektare. Selain itu, dukungan proyek strategis nasional dan dua KEK menjadi bukti perhatian pemerintah pusat.
“Rebana adalah koridor ekonomi yang paling siap dikembangkan. Mari bergandengan tangan,” ujarnya.
Ia menyebut empat sektor utama yang menjadi flagship kawasan: pengembangan industri hijau, industri biru, penguatan Bandara Kertajati, serta pengembangan kawasan pelabuhan. Helmy juga mendorong penguatan city branding, pengembangan sektor agrikultur, revitalisasi kota, hingga gagasan membangun “Rebana Silicon Valley”.
Minat investasi global, lanjutnya, meningkat dari Rusia, China, Belanda, hingga Australia. “Momentum nasional ikut mendorong optimisme investor. Kepemimpinan Pak Prabowo sangat menarik di mata dunia,” ujarnya.
Helmy juga mengingatkan kebutuhan perumahan, rumah sakit, dan sekolah akan meningkat seiring berkembangnya kawasan. Ia berharap perizinan difokuskan untuk memudahkan investasi. “Kalau ada yang mau bangun rumah sakit atau industri, kita arahkan ke lokasi yang tepat,” katanya.
Ia menutup dengan rencana kolaborasi peningkatan keterampilan tenaga kerja agar siap terserap industri.
Pertemuan dilanjutkan dengan paparan teknis oleh Team Leader JICA Expert, Hisako Kobayashi, Ph.D. Kegiatan ini menjadi momentum penting memperkuat arah pembangunan pusat industri hijau sekaligus memastikan Rebana sebagai lokomotif pertumbuhan berkelanjutan Jawa Barat.






