Video Jokowi Berbahasa Mandarin Itu Hoaks

Presiden RI Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam acara Istana Berbatik di Istana Negara, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Kemenkominfo memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato menggunakan bahasa Mandarin yang beredar di media sosial adalah hoaks. (Sumber: Kompas TV)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh beredarnya video yang menampilkan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi berpidato dalam Bahasa Mandarin.

Video ini menjadi sorotan utama di berbagai platform online, tetapi ada kabar buruk terkait dengan video tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa video ini adalah hoaks.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel A. Pangerapan, dalam keterangannya pada Kamis (26/10/2023), dengan tegas mengatakan bahwa video tersebut adalah hasil suntingan yang menyesatkan. Video ini bukanlah pidato Jokowi dalam Bahasa Mandarin seperti yang diiklankan.

Baca Juga:  Anwar Iskandar Sah Jadi Ketua MUI, Begini Pesan Ma'ruf Amin

Menurut penelusuran Tim AIS Kemenkominfo, ditemukan bahwa video serupa pernah diunggah oleh kanal YouTube The U.S. – Indonesia Society (USINDO) pada tanggal 13 November 2015. Namun, video tersebut kemudian mengalami penyuntingan ulang menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang dikenal dengan istilah deepfake. Akibatnya, video tersebut menampilkan Jokowi berbicara dalam Bahasa Mandarin seolah-olah itu asli.

Penjelasan Semuel Pangerapan menyatakan bahwa meskipun secara visual video tersebut terlihat identik, namun telah disunting sedemikian rupa dengan kemungkinan pemanfaatan teknologi deepfake yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menggantikan wajah dan suara seseorang dalam video. Dengan teknologi ini, seseorang dapat dengan mudah dimanipulasi dalam video atau konten digital lainnya.

Baca Juga:  Jokowi Tegaskan Bahwa Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa dalam video asli pidato Jokowi, beliau tidak menggunakan Bahasa Mandarin. Oleh karena itu, Semuel Pangerapan memastikan bahwa video Presiden Jokowi yang beredar di media sosial dengan bahasa Mandarin adalah tidak benar dan merupakan bentuk disinformasi.

Kasus ini mengingatkan kita semua tentang bahaya hoaks dan disinformasi yang dapat dengan cepat menyebar melalui platform digital. Semuel Pangerapan juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati ketika menerima informasi yang mungkin dapat dimanipulasi.

Baca Juga:  Pemkab Purwakarta Tegaskan Soal Netralitas ASN pada Pemilu dan Pilkada 2024

Ia menekankan pentingnya merujuk pada sumber-sumber yang tepercaya, seperti situs pemerintah dan media yang kredibel, serta untuk tidak menyebarkan konten hoaks atau disinformasi dalam bentuk apapun.

Kami semua harus bersama-sama berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoaks dan disinformasi, serta berupaya untuk selalu memverifikasi informasi sebelum dipercayai dan disebarkan. Jangan sampai kita terjebak dalam jaringan informasi palsu yang dapat merugikan kita dan masyarakat pada umumnya.

Hoaks adalah masalah serius yang dapat merusak integritas dan stabilitas sebuah negara, oleh karena itu, perlindungan terhadap informasi yang benar dan akurat menjadi tugas bersama kita semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com