BANDUNG, TINTAHIJAU.com – Ketika mendengar kata “kreatif,” Bandung sering disebut sebagai kota yang menjadi “cikal bakal” dari segala kegiatan anak muda yang penuh inovasi dan imajinasi.
Kreativitas di kota ini telah mempengaruhi tren anak muda di berbagai kota lainnya, mencakup hobi, mode, gaya hidup, teater, panggung hiburan, film, musik—baik tradisional maupun modern—pengetahuan dan teknologi, serta budaya yang menghasilkan keindahan dan kepuasan. Tidak heran jika Bandung dikenal sebagai sentra industri kreatif.
Selain itu, Bandung juga dikenal sebagai kota yang banyak mencetak para pesohor, artis, musisi, seniman, dan pelaku kreatif lainnya. Salah satu tokoh kreatif asal Bandung adalah Boy Worang, seorang figur yang selalu berhubungan dengan seni, budaya, dunia hiburan, dan kreativitas sejak akhir tahun 1960-an hingga kini.
Boy Worang, yang nama aslinya adalah Albert Lefran Worang, lahir di Bandung pada 10 Mei 1951. Sejak era tahun 70-an, Boy telah menjadi seorang aktivis teater dan aktif dalam berbagai bidang seni sebagai musisi, gitaris, pencipta lagu, penyanyi, dan dramawan.
Setelah lulus SMA, Boy melanjutkan pendidikan di Akademi Sinematografi dan aktif di dunia teater sebagai anak panggung Remy Sylado. Remy Sylado, yang nama aslinya adalah Yapi Panda Abdiel Tambayong, adalah seorang sastrawan, dramawan, dan seniman besar yang terkenal dengan album musik fenomenalnya, “Orexas,” dan Puisi Mbeling-nya di Majalah Aktuil.
Boy Worang menikah dengan Dhina St Gandhina dan dikaruniai tiga anak: Aldhin Andhita Ravilla, Aldhira Andhika Drakma, dan Alva Dhira Levanky, serta memiliki tiga cucu. Pada tahun 1975, ia membentuk sebuah grup band di Bandung bernama Les Troubadour, yang kemudian pada tahun 1980 diubah menjadi Jack Daniels untuk memainkan musik-musik dixie.
Tahun 1986, bersama Tetty Kadi, Boy mendirikan grup opera khusus bernama “Padepokan Citra Lokananta” yang mewadahi anak-anak untuk tampil reguler di TVRI. Ia juga memimpin kelompok teater bernama Teater Total dan aktif mementaskan drama.
Karya-karya teater Boy Worang meliputi “Exiles,” “Orang-orang yang Sakit Jiwa,” “Cemara-cemara,” “Planit-planit,” “Antara Kesan dan Harapan,” “Tuan Janggut Putih,” “Putri Mutiara,” “Cowboy Dunia Fantasi,” “Putri Salju,” dan puluhan lainnya yang dimainkan bersama Teater Total dan Teater 23761 pimpinan Remy Sylado.
Boy juga dikenal sebagai pelopor kabaret di Bandung. Om Boy, begitu ia akrab dipanggil, sangat dikenal luas di berbagai kalangan atas kiprahnya di dunia seni dan budaya.

Aktif dalam Berorganisasi
Setelah purna tugas dari Bank Exim (Bank Mandiri) dan Asia Africa Cultural Centre (AACC), Om Boy aktif dalam berbagai organisasi seperti Pramuka, IPPKPI, FKPPI, dan HAPMI.
Kini, ia juga aktif di Yayasan Odesa Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan, pertanian ramah lingkungan, lingkungan hidup, dan sosial. Yayasan Odesa fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan komunitas di daerah pedesaan, khususnya di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Berbagai kegiatan utama yang dilakukan Om Boy dan kawan-kawannya, yang kebanyakan adalah penggagas dari kalangan jurnalis senior Bandung, meliputi Sekolah Sabtu Minggu (Sekolah Samin) yang gratis untuk anak-anak kurang mampu, pembangunan sanitasi komunal, bantuan bibit tanaman untuk petani, beasiswa untuk anak-anak dari keluarga fakir miskin, bantuan modal usaha dan pelatihan keterampilan, serta santunan rutin untuk lansia.
Om Boy juga sangat peduli terhadap pelestarian Budaya Sunda. Dalam beberapa kesempatan, ia menuturkan bahwa pelestarian budaya daerah harus diciptakan karena Budaya Sunda harus dijaga di tempat kita sendiri. Dengan memajukan budaya daerah, dunia pariwisata akan ikut berkembang.
Pemerintah harus bersinergi dan mencoba menggaet pihak swasta yang tertarik untuk melestarikan Budaya Sunda. “Ini harus diciptakan karena Budaya Sunda ini harus dijaga di tempat sendiri,” ujar Boy ketika bertemu dengan penulis di De Majestik Jalan Braga beberapa waktu yang lalu.
Boy Worang adalah sosok yang telah memberikan kontribusi besar bagi seni dan budaya di Bandung, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkreasi dan berinovasi.






