SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Siapa sangka, dari ruang kelas di SMA PGRI 1 Subang, seorang siswa bernama M. Khidir Rifki kini bersiap terbang ke Amerika Serikat. Bukan untuk liburan, tapi membawa misi mulia: mengenalkan budaya Indonesia, khususnya budaya Sunda, ke dunia internasional.
Rifki, siswa kelas 12 ini, terpilih sebagai salah satu peserta program pertukaran budaya yang akan berlangsung selama 10 bulan di Amerika. Ia menjadi bagian dari 48 pelajar terpilih dari seluruh Indonesia, dan salah satu dari hanya tujuh wakil Jawa Barat.
“Aku akan bawa bahasa Sunda, tarian daerah, bahkan kesenian khas Subang, Sisingaan,” kata Rifki dengan mata berbinar saat ditemui sebelum masa karantina, yang akan ia jalani sebelum keberangkatan pada 4 Agustus nanti.
Langkah Awal dari Rasa Penasaran
Cerita Rifki dimulai dari sesuatu yang sederhana, scrolling media sosial. Ia melihat pengumuman tentang program pertukaran pelajar. Tak banyak berharap, ia coba mendaftar, mengisi puluhan berkas, dan mengikuti seleksi tingkat provinsi di Purwakarta.
Tes pertama yang ia jalani tak mudah. Ada tes kelompok yang menilai kerja sama dan kemampuan menyelesaikan masalah, serta tes individu yang menguji kemampuan bahasa dan kepribadian.
Ternyata, Rifki lolos. Ia pun melaju ke seleksi nasional, yang digelar di Jakarta Barat. Di sana, ia menghadapi wawancara dengan juri dari tiga benua, Amerika, Afrika, dan Asia, menulis esai dalam dua bahasa, dan mengikuti berbagai simulasi kerja sama tim.
“Aku belajar banyak. Tapi yang paling menantang itu tes bahasa Inggris. Harus dapat skor tinggi, dan Alhamdulillah aku bisa lewati,” ujar Rifki.
Pada tahap akhir, Rifki menghadapi Tes Bahasa Inggris Internasional dan mencetak skor 270-an, melewati ambang batas kelulusan.
Ia juga diminta menyusun dan mempresentasikan materi budaya yang akan diperkenalkan di Amerika. Rifki memilih membawa Sisingaan dan tarian Sunda, ikon budaya Subang yang akan ia tampilkan di hadapan dunia.
“Alhamdulillah lolos semua tahapan. Bangga banget bisa jadi bagian dari 48 siswa Indonesia yang berangkat,” ucapnya

Modal dari Sekolah Sendiri
Menurut Rifki, keberhasilannya tak bisa dilepaskan dari lingkungan sekolah yang membentuknya. Ia menyebut ekstrakurikuler public speaking dan bahasa Inggris di SMA PGRI 1 Subang sebagai bekal utama.
“Dari situ aku belajar tampil di depan umum, percaya diri, dan ngelatih bahasa. Sering tampil di acara-acara sekolah juga jadi latihan tersendiri,” katanya.
Pesan Rifki: Jangan Takut Gagal
Menjadi siswa dari sekolah swasta di daerah bukan halangan untuk menembus panggung dunia. Itu pesan yang ingin Rifki sampaikan. Ia mengajak teman-temannya untuk berani mencoba, meski merasa belum sempurna.
Bagi teman-teman seusianya, Rifki berpesan agar terus menggali potensi diri dan tidak takut untuk berkembang.
“Cari kegiatan yang sesuai dengan hobi, perbanyak relasi, dan jangan minder dengan kekurangan. Justru itu harus jadi motivasi,” katanya.
Apresiasi Kepsek dan Sahabat
Kepala SMA PGRI 1 Subang, Asep Kahlan, menyampaikan rasa bangganya atas prestasi Rifki. Ia mengakui bahwa pencapaian ini merupakan yang pertama kalinya bagi sekolahnya dalam skala internasional.
“Ini bukti bahwa dengan usaha dan bimbingan yang tepat, anak daerah juga bisa bersaing di level global. Rifki telah menunjukkan bahwa siswa SMA PGRI 1 Subang mampu menembus seleksi yang ketat, baik dari sisi bahasa, pemahaman budaya, hingga kecakapan berpikir,” ujar Asep.
Ia berharap Rifki bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lainnya untuk terus berprestasi dan membawa harum nama Subang di kancah dunia.
Sahabat dekat Rifki, Vera Veriska, juga menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan Khidir yang lolos mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. Vera menyaksikan langsung perjuangan Rifki mengikuti tahapan untuk pertukaran pelajar tersebut
“Aku menyaksikan langsung proses dia mengikuti tahapan untuk pertukaran pelajar tersebut dan ketika mendengar dia lolos dan sudah pasti berangkat aku sangat bangga,” katanya
Rifki dan Vera adalah sahabat, baik di sekolah maupun di organisasi. Dia bersama-sama berada di jajaran penting OSIS SMA PGRI 1 Subang, Rifki Ketua Osis sementara Vera adalah Wakil Ketua
“Aku temen dekat Khidir, dan aku lihat langsung perjuangannya. Kami bareng dari OSIS, sama-sama berjuang jadi ketua dan wakil OSIS. Di FKOS, kami juga sama-sama berjuang jadi BPH. Bahkan di Forum OSIS Jabar, kami daftar bareng. Sayangnya aku nggak bisa lanjut karena kendala, tapi Khidir tetap melaju. Aku bangga banget,” ujar Vera




