SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dunia pertambangan dikenal sebagai dunianya para lelaki. Namun faktanya tidak demikian. Adalah Amanda Yudha AK, wanita kelahiran Padang, Sumatera Barat ini menjadi garda depan jasa peledakan di Site Project DAHANA.
Wanita yang biasa dipanggil Manda ini berbagi cerita tentang tantangan karyawan wanita DAHANA yang ditempatkan di site project, dari mulai proses adaptasi terhadap lingkungan baru yang menantang hingga bagaimana hidup dalam kondisi serba terbatas.
Manda memulai perjalanannya di DAHANA ketika mencoba mendaftar lowongan kerja di Bank Mandiri, namun ternyata di sana juga terdapat kolom rekrutmen DAHANA. Setelah mencari tahu tentang DAHANA, wanita yang memiliki background pendidikan kimia ini mencoba mendaftar dengan mengirim email hingga akhirnya diterima oleh perusahaan Kiblat Bahan Peledak Indonesia tersebut.
Bagi Manda, berpindah-pindah tempat merupakan hal yang biasa. Sejak kecil ia sudah sering bermukim di satu tempat ke tempat lainnya mengikuti orang tua bekerja. Adaptasi bisa dikatakan merupakan hal yang mudah. Namun, kebiasaan tersebut ternyata ditantang oleh DAHANA dengan menempatkannya di berbagai site yang jauh dari akses.
“Saat ditempatkan di site Melak Kalimantan Timur, perjalanan kesana membutuhkan waktu tempuh 12 jam dengan perjalanan darat dari Bandara Balikpapan. Site Melak merupakan salah satu site terjauh yang dimiliki oleh DAHANA. Adaptasi disana cukup memberikan tantangan untuk saya, karena apa-apa serba susah didapat. Kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal. Menariknya di sana masih kental sekali adat istiadatnya,” ungkap Manda (31/01/24).
Selain Site Melak, Manda mengakui, site yang penuh tantangan adalah Job Site Project J Resources. Perusahaan ini merupakan salah satu konsumen DAHANA yang bergerak di bidang gold mining, sehingga berada di wilayah remote area yang mengharuskan perjalanan udara, darat, dan laut yang luar biasa.