Profil  

Menilik Perjalanan Miya Rumiyana Soelandjana Selama 60 Tahun Berkarya

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Prestasi dalam dunia seni seringkali menjadi cerminan dari dedikasi dan semangat seorang seniman dalam berkarya. Salah satu seniman yang menorehkan jejak panjang dalam sejarah seni rupa Indonesia adalah Miya Rumiyana Soelandjana.

Melalui perjalanan seninya selama enam dekade, Miya telah menghadirkan berbagai karya yang memukau, menunjukkan bakat serta kecintaannya terhadap seni.

Setelah mengenal lebih dekat dengan Miya, penulis memiliki kesempatan untuk berkunjung ke kediamannya di Bandung. Kehadiran di rumah Bu Miya memberikan penulis gambaran yang jelas tentang kekreatifan dan dedikasi Bu Miya dalam dunia seni. Berbagai karya seni dan kriya terpampang indah di setiap sudut ruangan, mencerminkan kecintaannya terhadap seni dan keunikan setiap karyanya.

Rumah Bu Miya dihiasi berbagai benda Seni Kriya yang sangat indah, mulai dari Topeng Menong, sendok kayu bergambar, kain batik, serta hiasan-hiasan dinding lainnya, dengan bentuk motif yang indah dan unik, serta warna-warna menor menyala. Hal ini membuat kekaguman setiap tamu yang berkunjung, karena benda seni tersebut tidak terdapat di toko-toko cinderamata.

Kreativitas Miya tak terbatas pada satu medium saja. Dari serpihan kayu hingga kain perca, segala macam bahan bisa diubah menjadi karya seni yang memukau. Bahkan di usia senja, Miya tetap produktif dalam berkarya, menunjukkan bahwa semangat dan passion terhadap seni tidak pernah pudar.

Pameran tunggal Miya yang berlangsung pada Januari 2024 menjadi bukti nyata dari dedikasinya terhadap seni. Tema “Pameran Krya Art” membawa para pengunjung untuk menyelami keindahan dan keunikannya dalam berkarya. Karya-karya personal Bu Miya tidak hanya menjadi inspirasi bagi masyarakat, tetapi juga bagi para penggemar seni.

Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada tanggal 17-19 Januari 2024 bertempat di Gedung Bandung Creative Hub. Miya sukses mengadakan pameran tunggal dengan mengambil thema “Pameran Krya Art” semua karya Bu Miya dipamerkan untuk berbagi wawasan dan inspirasi bagi para pencinta seni rupa, berupa Kriya Art.

Karya-karyanya yang khas, sebagai suat karya personal dari seorang perempuan kreatif, buah tangan danpemikiran ide kreatif Miya telah menjadi inspirasi bagi masyarakat serta para penggemar seni lainnya.

Adapun karya-karya Bu Miya pernah dipertunjukkan untuk umum diantaranya : Pameran Karya Bersama di Gedung YPK dan Gedung Graha Pancasila tahun1966, Pameran Bersama di Galeri Kita / Kantor Diparda Provinsi Jawa Barat, Pameran Bersama di STSI Bandung, Pameran Kolaborasi di SOS Lebak Siliwangi tahun 2023 dan Pameran Tunggal “Krya Art” Januari 2024 di Gedung Bandung Creative Hub serta menjadi talent pada film pendek 19-21 Maret 2023.

Lahir di Bandung pada tahun 22 Juni 1945, Miya adalah putri dari Raden Sona Soelandjana, seorang seniman ternama pada era tahun 50-an. Karirnya dimulai sejak masa sekolah, dan terus berkembang hingga ia menjadi pengajar di berbagai institusi seni.

Bermula tahun 1962 saat di bangku SMA kelas 3, membuat sketsa potret seorang aktor film idola pada masanya, diatas kertas gambar dan alat gambarnya konte. Ketika duduk di bangku SMA rajin menempel karya di majalah dinding sekolah hingga lulus tahun 1963.

Lalu belajar menggambar sketsa secara intensif pada media kertas, pena, kuas dan tinta Cina di sanggar seniman, dibawah bimbingan dosen dan senior dari FSRD ITB yaitu, Prof A.D Pirous dan Dr. Ahadiat Joedawinata.

Tahun 1964 diterima menjadi mahasiswa seni rupa di FSRD ITB dengan mengambil minat desain interior. Mendapatkan mata kuliah lukis dari AD Pirous, maka setelah hasil latihan dipindahkan ke atas kanvas seperti yang terpamerkan.

Pada tahun 1973-1979 pernah bekerja di perusahaan mebel dan interior yang membuat jenis cendera mata untuk hiasan dinding. Tahun 1987 membuat beberapa lukisan pada kanvas.

Tahun 1985-2010 mengajar di ISBI Bandung (sebelumnya ASTI/STSI Bandung). Tahun 1985-2010 mengajar di teater semasa ASTI dan tahun 1996 menjadi anggota tim persiapan pembukaan jurusan seni rupa.

Selanjutnya tahun 1997-2003 menjadi Ketua jurusan Seni Rupa program D3 STSI (Kini menjadi ISBI). Kemudian pada 2002-2010 menjadi staf pengajar di STSI hingga pensiun.

Setelah pensiun dan banyak waktu luang, dimanfaatkan untuk menggambar sketsa dengan media cat dan poster kertas dengan objek flora dan fauna, ditambah eksplorasi eksperimen media karya yang inovatif dari limbah buah dan sayur.

Dari pernikahannya dengan Ajat Sudrajat (almarhum) Miya dikaruniai seorang putra bernama Ginda Sonagi Anugrah dan dua orang cucu yang bernama Gifran Sonagi Isyaban, Gavian Sonagi Maharsa dari Ginda dan Deina Fransia.

Melalui perjalanan karier yang panjang, Miya telah menginspirasi banyak orang dengan karya-karyanya yang unik dan penuh semangat. Dengan dedikasi dan ketekunan, Seorang Miya Rumiyana Soelandjana telah menorehkan namanya dalam sejarah seni rupa Indonesia, dan telah menjadi contoh bagi generasi seniman masa depan untuk terus berinovasi dan berkarya tanpa henti.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini