BBC Siaran Indonesia: Jejak Akrab di Telinga
BBC Siaran Indonesia telah menjadi suara yang akrab di telinga para pendengar. Mendapatkan souvenir berupa sticker, balpoin, topi, tas, atau t-shirt bertuliskan BBC menjadi kebanggaan tersendiri karena cinderamata tersebut tidak dijual di mana-mana. BBC Siaran Indonesia pertama kali mengudara pada 30 Oktober 1949.
Selain menyajikan warta berita dan isu aktual, BBC Siaran Indonesia juga menjadi pengantar dalam berbagai topik, mulai dari persoalan serius Hukum dalam Praktek, Dunia Pendidikan, Sains dan Teknologi, hingga program seni seperti Seni dan Budaya serta Info Musika.
BBC Siaran Indonesia dan Kebebasan
Radio BBC menginginkan kebebasan dari pemerintah Inggris, dengan prinsip tidak memihak dan berimbang. Dipancarkan dari studio di Bush House, BBC Siaran Indonesia mengudara dalam 31 bahasa dan didengarkan oleh sekitar 150 juta orang di seluruh dunia. Jejak BBC dalam dunia radio memberikan inspirasi dan wawasan yang mencerdaskan. Meskipun gelombang pendek semakin sepi, namun kenangan akan era radio 80-90an tetap hidup dan terus dikenang oleh para pecinta radio yang telah melalui masa indah itu.
Pak Pan: Panutan dalam Dunia Penyiaran dan Kewartawanan
Panusunan Simanjuntak, atau akrab dipanggil Pak Pan, adalah sosok penyiar panutan bagi para pendengar BBC. Lahir di Huta Huraba, Sarulla Tapanuli Utara, pada 23 Mei 1942, Pa Pan telah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia kewartawanan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional.
Pada awal tahun 1970-an, Pa Pan memulai karier kewartawanan yang panjang. Dia bekerja di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik, sebelum akhirnya berhijrah ke Inggris dan bergabung dengan BBC London pada tahun 1989, di mana dia berdinas hingga tahun 2002.
Sebagai wartawan Majalah Ekonomi, desk editor di Kantor Berita Nasional (KNI), dan Buletin Depth News Indonesia, Pak Pan telah melibatkan diri dalam liputan berbagai topik penting. Pengalamannya meluas ke berbagai media, termasuk menjadi penyiar di Radio Arief Rachman Hakim di ARH Jakarta (1974-1976) dan wartawan di harian berbahasa Inggris The Indonesia Times (1975-1985).
Peran Pak Pan semakin kuat saat dia menjadi editor di harian ekonomi Neraca (1985-1987) dan menulis di buletin National Development Information Office (NDIO) di Jakarta (1988-1989). Setelah purna tugas dari BBC London, Pa Pan kembali ke tanah air dan terus berkontribusi dalam berbagai media di Indonesia.
Pak Pan tidak hanya aktif di dunia penyiaran, tetapi juga memiliki dedikasi dalam penulisan. Karya-karyanya yang berupa buku telah terbit dan menyebar luas, mencakup berbagai topik seperti;
~ Industri Pesawat Terbang Indonesia, IPTN : Membangun Rasa Percaya Diri (1988)
~ IPTN : Carrying Indonesia Toward High Technology (1988)
~ Beragam Cerita Dari Perjalanan Kewartawan Ke Mancanagara (2014)
~ Bangso Na Jugul Do Hami (2017)
~ London Calling (2020) Buku catatan bekerja di BBC ditulis bersama rekan-rekan sesama penyiar BBC.
Tidak hanya itu, bahkan Buku kumpulan sajak berbahasa Batak yang dibuatnya mendapatkan penghargaan dari Yayasan Anugerah Sastra Rancage tahun 2018 yang dipimpin oleh tokoh Sunda Ajip Rosidi.

Selama puluhan tahun, Pak Pan juga telah menjelajahi berbagai negara, memperluas wawasan dan pengetahuannya. Tidak hanya berfokus pada Inggris, tetapi juga mengunjungi negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Suriname, Israel, Afrika Selatan, Madagaskar, Mindanao Selatan, Kaledonia Baru, dan berbagai tempat di belahan dunia lainnya.
Kini Pak Pan tengah menikmati masa pensiunnya, tinggal bersama istrinya yang tercinta, Bu Manatap Herlina Sirait, di daerah asri Sawangan, Depok, Jawa Barat. Meski telah lama bermukim di London, Inggris, kecintaannya kepada Tanah Air tetap terjaga. Pak Pan masih aktif menulis dan mengunjungi London, terutama untuk melihat dua cucu kesayangannya, yakni Fabian Arnold Romello Simanjuntak dan Felix Jeremy Gustav Simanjuntak, hasil dari pernikahan putra tunggalnya, Patar Zunet Simanjuntak, dengan Fibi Naptasia Widiastuti Napitupulu.
Keberhasilan Pak Pan tidak hanya tercermin dalam kiprahnya di dunia penyiaran dan kewartawanan, tetapi juga dalam kemampuannya membagi pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus. Buku “Beragam Cerita Dari Perjalanan Kewartawanan ke Mancanegara” menjadi bukti nyata bahwa Pa Pan adalah seorang jurnalis sejati yang mendedikasikan hidupnya untuk memperkaya dunia informasi dan pengetahuan.