SUBANG, TINTAHIJAU.com — Zohran Mamdani mencatatkan tonggak penting dalam sejarah politik Amerika Serikat dengan menjadi Wali Kota Muslim pertama di New York City. Kemenangannya bukan hanya sekadar prestasi politik, tetapi juga simbol representasi baru bagi keragaman dan inklusivitas di salah satu kota paling berpengaruh di dunia.
Latar Belakang dan Pendidikan
Zohran Kwame Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991 di Kampala, Uganda. Ia merupakan putra dari dua tokoh ternama: Mira Nair, sutradara asal India yang mendunia, dan Mahmood Mamdani, profesor antropologi di Columbia University. Saat berusia tujuh tahun, Mamdani bersama keluarganya pindah ke New York City, tempat ayahnya melanjutkan karier akademiknya.
Masa kecilnya diwarnai oleh perpindahan lintas budaya yang kelak membentuk cara pandangnya terhadap keberagaman dan keadilan sosial. Ia menempuh pendidikan dasar di Bank Street College of Education’s School for Children, lalu melanjutkan ke Bronx High School of Science, di mana ia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler termasuk mendirikan tim kriket.
Mamdani kemudian melanjutkan studi di Bowdoin College, Maine, dan meraih gelar Sarjana Studi Africana pada 2014. Selama kuliah, ia dikenal aktif dalam gerakan mahasiswa, bahkan menjadi pendiri cabang pertama organisasi Students for Justice in Palestine (SJP) di kampusnya.
Awal Karier dan Aktivisme Sosial
Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani bekerja sebagai konselor pencegahan penyitaan rumah di Queens, membantu keluarga berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan tempat tinggal. Pengalaman inilah yang membuka matanya terhadap ketimpangan ekonomi dan mendorongnya untuk memperjuangkan keadilan sosial melalui jalur politik.
Selain itu, ia sempat berkecimpung dalam dunia film dan musik, sebelum akhirnya menemukan panggilan sejatinya di bidang pelayanan publik. Tahun-tahun awal kariernya banyak dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi progresif dan kampanye sosial yang menyoroti isu kesejahteraan rakyat, perumahan, dan hak pekerja.
Langkah Politik: Dari Assembly ke Balai Kota
Zohran Mamdani pertama kali dikenal publik luas ketika terpilih sebagai anggota New York State Assembly untuk Distrik ke-36, yang mencakup kawasan Astoria, Ditmars-Steinway, dan Astoria Heights di Queens. Di legislatif negara bagian itu, ia memperjuangkan kebijakan pro-rakyat seperti pembekuan tarif sewa dan penghapusan utang pengemudi taksi.
Pada Oktober 2024, Mamdani mengumumkan pencalonannya sebagai Wali Kota New York. Kampanyenya berfokus pada isu keterjangkauan hidup, termasuk biaya sewa, transportasi publik, dan perawatan anak. Ia menggunakan pendekatan kreatif dalam kampanye—menggabungkan gaya komunikasi yang ringan dan humoris di media sosial dengan pesan politik yang kuat. Salah satu momen yang viral adalah aksinya menyelam di laut Coney Island dengan mengenakan jas, simbolik terhadap komitmennya “membekukan sewa.”
Dalam perjalanan menuju kursi wali kota, Mamdani menghadapi tantangan berat melawan mantan Gubernur Andrew Cuomo, yang semula dianggap unggul. Namun dukungan besar dari pemilih muda, komunitas minoritas, dan kelompok progresif membawanya meraih kemenangan dalam pemilihan primer pada Juni 2025, dan mengalahkan lawan dari Partai Republik, Curtis Sliwa, dalam pemilihan umum pada November 2025.
Visi Politik dan Tantangan
Sebagai demokrat sosialis, Mamdani berkomitmen pada kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil. Di antara prioritasnya adalah pembekuan sewa untuk unit terkontrol, bus gratis untuk warga, dan pembukaan toko bahan pokok milik kota di setiap borough.
Namun, visi progresif ini juga menimbulkan perdebatan. Beberapa pihak dalam Partai Demokrat menilai gagasannya terlalu radikal, terutama dalam hal pajak bagi kalangan kaya dan reformasi besar-besaran sektor perumahan. Meski demikian, dukungan publik terhadapnya menunjukkan semangat baru bagi perubahan struktural di New York City.
Makna Simbolis dan Harapan Baru
Bagi banyak orang, terpilihnya Zohran Mamdani bukan sekadar kemenangan politik, melainkan simbol kebangkitan generasi muda dan minoritas dalam politik Amerika. Sebagai Wali Kota Muslim pertama di kota dengan populasi imigran terbesar di dunia, Mamdani membawa harapan baru bagi representasi politik yang lebih adil dan inklusif.
Dengan perpaduan latar budaya global, idealisme sosial, dan keberanian politik, Mamdani kini menjadi inspirasi bagi banyak orang—khususnya bagi komunitas yang selama ini merasa terpinggirkan. Melalui visinya untuk menjadikan New York sebagai kota yang lebih setara dan terjangkau bagi semua warganya, Mamdani menunjukkan bahwa politik bisa menjadi alat untuk menghadirkan keadilan nyata.
Zohran Mamdani bukan hanya mencatat sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di New York, tetapi juga menghadirkan narasi baru tentang kepemimpinan modern—yang berakar pada empati, keberanian, dan komitmen terhadap perubahan sosial.






